Pertama, isi obat bebas itu umumnya kombinasi dari zat-zat yang itu-itu juga. Obat sakit kepala kalau tidak mengandung aspirin yang bisa bikin sakit maag, ya parasetamol. Obat pilek biasanya mengandung antihistamin klorfeniramin maleat atau desklorfeniramin maleat yang bisa bikin ngantuk dan dekongestan seperti fenilpropanolamin hidroklorida atau fenilefrin hidroklorida, yang kadang-kadang membuat jantung berdebar dan tekanan darah naik.
Obat batuk tentu mengandung desktrometorfan hidrobromida yang kadang-kadang dikombinasi dengan ekspektoran, seperti gliseril guayakolat. Obat maag paling-paling antasida, yang umumnya kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, yang kadang-kadang menyebabkan sembelit atau diare. Obat nyeri haid umumnya mengandung asam mefenamat yang bisa mengiritasi lambung. Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan darah naik.
Jadi kalau Anda pengidap sakit maag dan suatu saat Anda sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol (asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin. Demikian pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan sampai sedang lainnya. (Obat-obatan antinyeri ini tidak akan manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu ginjal, batu empedu, atau kanker.)
Kalau Anda berprofesi sopir atau tukang yang mengoperasika mesin, jangan menggunakan obat pilek yang mengandung antihistamin, karena akan mengantuk. Bila Anda batuk kering, pakailah dekstrometorfan, sedangkan bila batuk berdahak, pakai saja obat batuk hitam. Soalnya kombinasi dekstrometorfan dan gliserin guayakolat secara logika aneh. Dekstromterofan menekan rangsang batuk, sedangkan gliseril guayakolat justru mengencerkan lendir dan merangsang batuk, yang sebenarnya bertujuan untuk mempermudah pengeluaran lendir.
Sedangkan pengidap asma atau hipertensi, jangan gunakan efedrin, gunakan teofilin saja.
Kedua, pilihlah hanya zat yang Anda butuhkan. Ingatlah, bahwa setiap zat yang disebut obat itu pada hakikatnya adalah racun. Hati-hatilah dengan istilah, "flu", yang sebenarnya menggambarkan kumpulan gejala. Penyakitnya sendiri bisa selesma (common cold) atau influenza.
Keduanya disebabkan oleh virus, tetapi dari jenis yang berbeda. Untuk keduanya tidak ada obat yang bisa membunuh virusnya. Yang ada hanya obat yang meringankan gejalanya. Penyakitnya akan sembuh sendiri setelah 3 - 5 hari oleh kekebalan tubuhnya penderita.
Jadi jika flu Anda hanya batuk, sebaliknya jangan sampai minum obat yang mengandung parasetamol. Kalau flu Anda panas dan pilek, tidak usah sampai minum dekstrometorfan. Contoh gamblang, suatu produk obat "influenza", masuk angin (common cold), sakit kepala, batuk, demam, nyeri pada otot. Dari isinya, nyatalah obat ini dirancang untuk memerangi kumpulan gejala flu: panas, sakit kepala, pilek, dan batuk berdahak.
Jika Anda hanya menderita sakit kepala atau nyeri otot, perlukah Anda memasukkan sekian banyak zat racun yang tidak diperlukan itu ke dalam tubuh Anda, selain asetaminofen? Bisa saja sakit kepala atau otot Anda sembuh, tetapi Anda akan mengantuk karena dekslorfeniramina maleat, atau berdebar-debar karena kafein dan fenilpropanolamina hidroklorida. Inilah pentingnya, tak hanya membaca indikasi obat, tetapi juga komposisi obat.
Ketiga, konsultasilah terlebih dahulu kepada dokter karena ada interaksi obat yang berbahaya. Misalkan, jika Anda menderita PJK (penyakit jantung koroner) dan sedang dalam pengobatan untuk antipembekuan darah, dan Anda minum aspirin karena sakit kepala, dapat terjadi perdarahan spontan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar