Rabu, 07 Mei 2008

Makin Mesra Berkat Hipnosis

Hipnosis bukan ilmu kebatinan, lo! Hipnosis yang arti harfiahnya penurunan kesadaran dilakukan oleh seseorang yang disebut hipnotis. Hipnosis adalah fenomena alamiah yang dapat dialami setiap manusia. Dengan pantauan gelombang otak yang diukur dengan alat EEG (electroencephalograph), dapat dilihat bagaimana kondisi seseorang dalam keadaan terhipnosis.

Otak manusia memancarkan 4 frekuensi untuk setiap kondisi. Yang paling rendah gelombang delta dengan kisaran frekuensi antara 0,1-4 Hz. Gelombang ini dialami saat tidur nyenyak tanpa mimpi. Gelombang selanjutnya adalah teta dengan frekuensi 4-8 Hz. Frekuensi teta akan muncul saat seseorang dalam kondisi meditasi atau tidur dengan mimpi. Jika kesadaran naik lagi, maka muncul gelombang alfa yang frekuensinya berkisar antara 8-12 Hz. Pada kondisi ini, pikiran hanya bisa terpusat pada satu perhatian.

Gelombang yang mencapai frekuensi 12 Hz lebih akan membawa seseorang berada pada kondisi beta, yang memungkinkan ia mencurahkan pikiran ke banyak hal, meski dengan mata terbuka. Pada kondisi inilah, kita bisa membaca sambil mendengarkan musik, bahkan sambil ngemil sekalipun.

Kondisi hipnosis dicapai saat gelombang otak berada pada kondisi alfa. Pada saat gelombang otak dalam keadaan alfa, seseorang akan sangat terbuka terhadap informasi baru dan perubahan. Otak layaknya spons yang menyerap apa pun di sekitarnya. Beberapa pakar teknologi pikiran menyebut fase itu sebagai pikiran "non-kritis". Informasi diserap dan diintegrasikan tanpa pertanyaan. Pada fase ini, apa pun yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh seseorang akan langsung masuk dan mengendap di pikiran bawah sadar. Pada masa ini seseorang akan sangat sugestif terhadap apa pun.

Lakukan Saat Relaks
Pada dasarnya, hipnosis adalah suatu seni berkomunikasi yang mengarahkan subjek menuju suatu kondisi relaksasi sehingga gelombang otak subjek perlahan akan turun dan mulai memasuki wilayah gelombang alfa. Setelah itu, ia akan relaks secara mental namun perhatiannya menjadi lebih sempit dan lebih fokus sehingga hanya tertuju pada satu stimulus tertentu saja.

Cara tepat untuk menghipnosis pasangan adalah dengan melihat kesiapannya dihipnosis. Ini berarti ia harus pada kondisi secara sadar (tidak menolak), dapat berkomunikasi dan berkemampuan untuk fokus. Jadi, hipnosis justru tidak dapat dilakukan pada pasangan ketika tidur (kondisi teta) atau ketika sedang memiliki masalah. Misalnya saja, suami baru pulang kantor dan sedang pusing dengan gosip PHK di kantornya, lalu Anda mencoba menghipnosis pikirannya agar tetap mencintai Anda. Yang ada malah "penolakan" karena suami tak akan fokus pada perkataan Anda.

Hipnosis bisa dijalankan dalam suasana relaks, semisal berbincang-bincang di tempat tidur atau sedang makan malam berdua. Proses hipnosis dapat dimulai dengan pre-introduction berupa percakapan ringan serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan Anda berdua secara mental. Pre-introduction merupakan tahapan yang bersifat kritis. Sering kali kegagalan proses hipnosis diawali dari proses pre-introduction yang tidak tepat seperti terburu-buru atau membuka percakapan jauh melenceng dari tujuan hipnosis.

Langkah berikutnya induction/induksi yang merupakan kunci utama dalam proses hipnosis, karena proses inilah yang akan membawa pasangan dari kondisi beta ke kondisi alfa dengan kondisi sepenuhnya di bawah kendali Anda sebagai hipnotis.

Secara utuh, proses induction terdiri dari 3 bagian; relaxation, adalah proses untuk mengurangi keaktifan brain wave pasangan (high beta to low beta). Induction, adalah proses untuk membawanya ke brain wave alpha, untuk selanjutnya siap disugesti dengan "kalimat kunci" yang dilakukan dengan cara memberikan perintah sederhanayang diulang-ulang yang berupa sugesti contoh, "Kesabaran adalah hal yang penting dalam perkawinan. Mama akan selalu mencintai papa yang sabar." jika Anda berniat mengubah perilaku pasangan yang cenderung temperamental dan tidak sabaran.

Satuhati dan Ucapan
Selain kondisi pasangan harus siap dihipnosis, agar tidak gagal, hipnosis juga mesti konsisten antara apa yang diucapkan dengan niat di hati. Misal, Anda bolak-balik mensugestinya agar selalu sabar. Namun, jauh di dalam lubuk hati, Anda masih membenci pasangan bahkan mengumpatnya sebagai orang yang selalu membuat gara-gara dan sering memancing keributan di rumah. Hipnosis tidak akan berhasil bila ada kondisi negatif dari hipnotisnya. Ibaratnya, seperti dalam matematika, ada minus satu saja, seluruh perhitungan bisa hilang.

Artinya, sugesti tidak boleh menggunakan kata "tidak". Umpama, ketimbang berkata, "Kamu tidak boleh marah-marah lagi ya", lebih baik, "Papa akan selalu mencintai Mama yang sabar". Ringkasnya, hipnosis yang menggunakan kritikan dan banyak menyalahkan tidak akan sukses. Sebab, secara bawah sadar perilaku negatif tidak akan berubah jika masukan yang diberikan negatif. Sebaliknya, jika pasangan banyak dipuji atau dibisikkan kata-kata cinta, secara bawah sadar tertanam "pelajaran" bahwa ia akan belajar menghargai dan menghormati Anda.

Untuk Diri Sendiri
Sugesti positif bukan cuma dilakukan pada pasangan tapi juga perlu dilakukan kepada diri sendiri. Inilah yang disebut self hypnosis. Self hypnosis dilakukan untuk mengubah perilaku atau memperteguh cinta dan komitmen kita. Prosesnya sama dengan menghipnosis orang lain, yaitu kita harus berada dalam suasana relaks.

Misalnya, selama ini Anda sangat pencemburu alias cemburu buta. Ingat, cemburu adalah pikiran negatif. Nah, kita dapat mensugesti diri untuk membuang jauh-jauh kebiasaan itu dan menggantinya dengan pikiran positif. Contoh, dengan kata-kata bersugesti kepada diri sendiri, "Dia tahu aku mencintainya sehingga dia akan selalu mencariku.

" Dengan kata-kata ini, Anda akan terbebas dari pikiran negatif. Malah, bila Anda selalu berpikiran positif, tanpa sadar, pikiran ini akan tertular pada pasangan yang membuat hubungan Anda berdua semakin dekat karena tidak perlu saling curiga dan tetap mesra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar