Penelitian tersebut ditujukan pada pertumbuhan autis pada kanak-kanak untuk mendapat diagnosis tentang kondisi tersebut. Para peneliti yakin jika beberapa orang tua cenderung menyalahkan campak, gondok, vaksin ganda rubella untuk penyandang autis yang mungkin dipengaruhi oleh media.
Professor Brent Taylor dan rekannya dari Royal Free Hospital dan University College Medical School di London menuturkan jika kenaikan yang terjadi mulai tahun 1979 tersebut tidak nyata.
Ketakutan
Seperti yang tertera di Archives of Disease in Childhood, mereka menuturkan jika ketakutan tersebut masih sejalan dengan ketakutan MMR. Para peneliti menuturkan jika kenaikan tersebut mungkin disebabkan karena ‘peningkatan pengenalan serta tumbuhnya kemauan untuk menerima label diagnosa serta sistem catatan yang lebih baik.’
Pada 2001 silam,Autism Research Unit di University of Sunderland melaporkan kenaikan tenfold pada penderita autis lebih tajam dari sebelumnya. Kemungkinan hubungan antara MMR dan autisme terlebih dahulu diterbitkan tahun 1997 silam.
Ketidakpastian
Di tahun berikutnya Dr Andrew Wakefield, yang juga masih bekerja sama dengan Royal Free, mengatakan telah menemukan hubungan antara autisme dan masalah usus yang sangat berhubungan dengan vaksin.
Dr Wakefield sependapat jika vaksin MMR harus ditarik karena ketidak pastian keamanan pada vaksin tersebut. Sedangkan tim Professor Taylor menemukan sebelum para orang tua merasa khawatir dan ketakutan seperti rasa stress domestik, serangan virus yang memicu terjadinya autisme pada anak-anak mereka.
Namun sejak 1997 para orang tua telah menyadari hal tersebut dan memandang kelemahan vaksinasi terutama vaksin MMR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar