Kedelai bukan saja kaya akan protein nabati, namun juga berkhasiat mencegah penimbunan lemak pada lingkar perut khususnya pada wanita pascamenopause.
Bagi wanita, penampilan adalah salah satu hal terpenting. Tubuh yang ramping dan indah selalu menjadi dambaan setiap kaum Hawa, supaya mereka terlihat sempurna. Namun masalah biasanya muncul ketika wanita mulai memasuki masa-masa menopause atau berhentinya masa menstruasi. Seorang wanita biasanya mulai mengalami masalah fisik dan psikis terkait perubahan yang terjadi dalam tubuhnya. Masalah ini bisa merembet ke hal lain termasuk pada bentuk tubuh yang tidak lagi indah seperti saat remaja.
Terhentinya haid atau menstruasi dapat menyebabkan penimbunan lemak di bagian-bagian tubuh tertentu terutama di sekitar pinggang, sehingga limgkar pinggang meningkat. Dengan kata lain, Anda makin lama makin gendut.
Masalah penimbunan lemak ini tentu tak bisa dibiarkan begitu saja. Kini ada sebuah harapan baru untuk mengatasi problema lemak ini salah satunya dengan mengonsumsi kedelai secara teratur.
Sebuah riset yang dilakukan para peneliti belum lama ini menunjukkan, konsumsi minuman kedelai dapat memperbaiki penampilan perempuan. Dalam riset, perempuan pascamenopause yang mengonsumsi minuman kedelai secara teratur setiap hari selama tiga bulan, cenderung memiliki perut lebih ramping dibanding rekan mereka yang minum susu.
Kedelai mengandung isoflavon, yang strukturnya sama dengan estrogen dan menempel pada reseptor estrogen di lapisan lemak. Jadi, secara teori isoflavon pada kedelai dapat membantu mengatur metabolisme lemak tubuh.
"Temuan ini tampaknya yang pertama menunjukkan bahwa protein dapat mempengaruhi distribusi lemak di perut," ungkap pimpinan riset, Dr Cynthia K. Sites, dari Universitas Alabama di Birmingham yang mempublikasikan risetnya pada jurnal kedokteran "Fertility and Sterility"
Dalam risetnya, Sites melibatkan sebanyak 18 wanita berusia 50-an yang telah memasuki masa menopause antara satu hingga lima tahun. Setengah dari mereka diberi minuman shake dari kedelai setiap hari, sedangkan setengah lagi mengonsumsi milkshake yang mengandung protein casein.
Responden diminta meminum setengah takar minuman shake tersebut ketika sarapan dan setengah lagi saat makan malam. Mereka juga harus mengganti minuman sehari-hari dengan makanan lain guna mencegah penambahan berat badan.
Setelah tiga bulan berjalan, para peneliti menemukan bahwa wanita yang meminum kedelai mempunyai lingkar lemak perut lebih ramping dibanding yang meminum susu, meski kedua kelompok menunjukkan perubahan yang sama dalam berat dan lemak seluruh tubuh.
"Belum jelas mengapa protein pada kedelai dapat mempengaruhi lemak khususnya di lingkar perut. Apapun mekanismenya, data kami menunjukkan protein kedelai yang mengandung isoflavone dapat mencegah akumulasi lemak di perut," ungkap Sites.
Peneliti menekankan bahwa mencegah penimbunan lemak pada usia paruh baya sangat penting artinya karena lemak yang berlebihan pada perut berkaitan dengan tingginya risiko mengidap diabetes dan penyakit jantung. Mereka juga berharap akan ada penelitian lanjutan untuk mengungkap potensi besar protein pada kedelai.
Bagi wanita, penampilan adalah salah satu hal terpenting. Tubuh yang ramping dan indah selalu menjadi dambaan setiap kaum Hawa, supaya mereka terlihat sempurna. Namun masalah biasanya muncul ketika wanita mulai memasuki masa-masa menopause atau berhentinya masa menstruasi. Seorang wanita biasanya mulai mengalami masalah fisik dan psikis terkait perubahan yang terjadi dalam tubuhnya. Masalah ini bisa merembet ke hal lain termasuk pada bentuk tubuh yang tidak lagi indah seperti saat remaja.
Terhentinya haid atau menstruasi dapat menyebabkan penimbunan lemak di bagian-bagian tubuh tertentu terutama di sekitar pinggang, sehingga limgkar pinggang meningkat. Dengan kata lain, Anda makin lama makin gendut.
Masalah penimbunan lemak ini tentu tak bisa dibiarkan begitu saja. Kini ada sebuah harapan baru untuk mengatasi problema lemak ini salah satunya dengan mengonsumsi kedelai secara teratur.
Sebuah riset yang dilakukan para peneliti belum lama ini menunjukkan, konsumsi minuman kedelai dapat memperbaiki penampilan perempuan. Dalam riset, perempuan pascamenopause yang mengonsumsi minuman kedelai secara teratur setiap hari selama tiga bulan, cenderung memiliki perut lebih ramping dibanding rekan mereka yang minum susu.
Kedelai mengandung isoflavon, yang strukturnya sama dengan estrogen dan menempel pada reseptor estrogen di lapisan lemak. Jadi, secara teori isoflavon pada kedelai dapat membantu mengatur metabolisme lemak tubuh.
"Temuan ini tampaknya yang pertama menunjukkan bahwa protein dapat mempengaruhi distribusi lemak di perut," ungkap pimpinan riset, Dr Cynthia K. Sites, dari Universitas Alabama di Birmingham yang mempublikasikan risetnya pada jurnal kedokteran "Fertility and Sterility"
Dalam risetnya, Sites melibatkan sebanyak 18 wanita berusia 50-an yang telah memasuki masa menopause antara satu hingga lima tahun. Setengah dari mereka diberi minuman shake dari kedelai setiap hari, sedangkan setengah lagi mengonsumsi milkshake yang mengandung protein casein.
Responden diminta meminum setengah takar minuman shake tersebut ketika sarapan dan setengah lagi saat makan malam. Mereka juga harus mengganti minuman sehari-hari dengan makanan lain guna mencegah penambahan berat badan.
Setelah tiga bulan berjalan, para peneliti menemukan bahwa wanita yang meminum kedelai mempunyai lingkar lemak perut lebih ramping dibanding yang meminum susu, meski kedua kelompok menunjukkan perubahan yang sama dalam berat dan lemak seluruh tubuh.
"Belum jelas mengapa protein pada kedelai dapat mempengaruhi lemak khususnya di lingkar perut. Apapun mekanismenya, data kami menunjukkan protein kedelai yang mengandung isoflavone dapat mencegah akumulasi lemak di perut," ungkap Sites.
Peneliti menekankan bahwa mencegah penimbunan lemak pada usia paruh baya sangat penting artinya karena lemak yang berlebihan pada perut berkaitan dengan tingginya risiko mengidap diabetes dan penyakit jantung. Mereka juga berharap akan ada penelitian lanjutan untuk mengungkap potensi besar protein pada kedelai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar