Pernahkah Anda membayangkan di dalam tubuh manusia telah teridentifikasi kurang lebih 3000 jenis enzim? Dan yang lebih menakjubkan 3000 jenis enzim ini memiliki tugas masing-masing agar tubuh manusia senantiasa sehat.
Enzim merupakan salah satu bentuk protein yang berfungsi sebagai biokatalisator yang mendorong terjadinya reaksi kimia. Enzim berasal dari dua sumber. Yaitu berasal dari dalam tubuh (enzim endogen) dan sudah ada di dalam tubuh sejak manusia lahir, serta berasal dri luar tubuh (enzim eksogen) –yang berasal dari makanan.
Makanan yang kita makan dicerna dan diserap di dalam tubuh. Makanan ini kemudian menjadi tulang, daging, dan energi. Sedangkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan disekresikan keluar tubuh dalam bentuk sampah. Rangkaian proses metabolisme ini berhubungan dengan enzim.
Tanpa enzim, unsur-unsur lain yang dibutuhkan tubuh manusia, misalnya protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral tidak dapat diubah menjadi energi.
Selama hidup, di dalam tubuh kita terjadi proses aksi-reaksi kimia yang terjadi secara terus menerus. Terjadinya proses ini membuat kita dapat melakukan berbagai macam aktivitas. Proses yang terjadi ini diatur oleh enzim.
Dengan kata lain, segala sesuatu yang dilakukan tubuh manusia, berhubungan dengan enzim. Termasuk di dalamnya adalah bernafas, menggerakkan angota badan, penyembuhan penyakit, dan lain-lain.
Jenis-jenis enzim
Berdasarkan fungsinya enzim di dalam tubuh manusia bisa dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu enzim pencernaan, enzim penyerapan, enzim pembentukan, enzim ekskresi dan enzim penafasan.
Yang perlu diketahui bahwa masing-masing enzim melakukan tugasnya sendiri-sendiri dan tidak dapat saling menggantikan. Contohnya, enzim amilase berfungsi sebagai pengurai karbohidrat, protease berfungsi sebagai pengurai protein, lipase berfungsi sebagai pengurai lemak, cellulose berfungsi menguraikan serat makanan, dsbnya.
Bila dianalogikan tubuh manusia ibarat rumah, bahan-bahanan makanan (karbohidrat, lemak dan protein) ibarat bahan bagunan, vitamin dan mineral ibarat perkakas atau perlatan, dan enzim ibarat 'seorang tukang'. Saat seseorang sudah bertambah umur, maka semua fungsi tubuh akan menurun. Begitu pun, bila sudah berumur apalagi tak pernah dirawat, rumah akan mengalami kerusakan di sana sini.
Nah, enzim lah yang bertugas memperbaiki hal-hal yang rusak dalam tubuh. Enzim ibarat tukang memperbaiki semua hal-hal yang mengalami kerusakan di dalam rumah (tubuh).
Perlu diketahui bahwa enzim dalam tubuh manusia, sudah tertentu jumlahnya. Jika terjadi kerusakan yang terus menerus dalam tubuh seiring dengan pertambahan umur manusia, maka kerja enzim akan semakin bertambah berat.
Kekurangan enzim
Sepuluh tahun yang lalu dikatakan bahwa kinerja enzim dalam tubuh mulai menurun pada usia 24 tahun. Tetapi saat ini dapat dikatakan kinerja enzim menurun sejak usia 18 tahun. Kenapa? Pola hidup lah yang menyebabkan fungsi enzim menurun.
Bila kita melihat pola makan orang-orang zaman sekarang, sebagian besar makanan yang dikonsumsi adalah sesuatu yang direbus, dibakar, dipanaskan dengan suhu tinggi, dan mengonsumsi makanan cepat saji. Selain itu, makanan yang mudah dinikmati, misalnya makanan instan dan makanan kemasan.
Enzim yang berasal dari makanan adalah enzim yang sangat lemah terhadap panas. Sehingga bila enzim ini terkena panas, susunannya akan menjadi rusak. Akibatnya, seberapa pun banyaknya kita makan, kita tidak bisa mendapatkan enzim makanan dengan maksimal.
Kekurangan enzim dapat mengakibatkan tubuh tidak dapat mengubah zat gizi yang merupakan sumber energi menjadi energi dengan baik. Sehingga sumber energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Protein, glukosa, lemak, dan unsur lain yang tidak dapat diubah dengan maksimal ini, akan mengapung di dalam cairan darah. Keadaan ini merupakan penyebab dari mengentalnya darah.
Walaupun berbagai macam zat yang sangat berguna bagi tubuh masuk ke dalam aliran darah, zat-zat tersebut hanya akan menempel pada sel darah putih sehingga sel darah putih tidak dapat mengalir dengan lancar. Tidak hanya itu saja, enzim dan zat gizi lain tidak dapat didistribusikan sampai ke sudut-sudut sel.
Itulah sebabnya, saat seseorang kekurangan enzim maka berbagai keluhan yang ada hubungannya dengan kesehatan tubuh akan terjadi. Dari mulai keluhan yang paling sepele (misalnya mudah lelah, pegal-pegal), sampai penyakit berat –misalnya kolesterol tinggi atau penyakit jantung.
Enzim dari luar
Enzim merupakan zat yang dapat membantu menyediakan energi bagi tubuh. Walaupun kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh terpenuhi tetapi bila tidak ada enzim, maka kehidupan tidak dapat dipertahankan. Itulah sebabnya ada ungkapan 'Tidak ada mahluk yang dapat hidup tanpa enzim.
Enzim bersifat lemah terhadap panas dan akan rusak pada suhu 48C. Padahal dengan pola makan kita selama ini yang lebih banyak dipanaskan, tak mungkin kita dapat memenuhi kebutuhan akan enzim. Hal ini berarti pula kemungkinan terjadi kekurangan enzim yang berasal dari makanan.
Mari kita menengok kebelakang mengapa orang Eskimo jaman dulu bebas dari penyakit jantung. Ternyata orang-orang Eskimo jaman dulu selalu makan daging mentah, dan mereka jarang menderita penyakit jantung. Tetapi seiring perkembangan jaman, mereka mulai mengonsumsi daging yang telah dibakar (diolah) dan mereka mulai terserang penyakit jantung.
Pada saat mereka mengonsumsi daging mentah, lemak dalam daging diuraikan secara alami dalam tubuh sehingga lemak tidak akan tertumbuk di dalam tubuh mereka. Bila mereka mengonsumsi daging yang dibakar, maka enzim yang terkandung dalam daging akan rusak atau hilang, dan lemak yang terdapat dalam daging tidak dapat terurai dan dicerna dalam tubuh. Akibatnya lemak akan terakumulasi dan menyebabkan penyakit jantung.
Lalu bagaimanakah dengan pola makan Anda?
Enzim merupakan salah satu bentuk protein yang berfungsi sebagai biokatalisator yang mendorong terjadinya reaksi kimia. Enzim berasal dari dua sumber. Yaitu berasal dari dalam tubuh (enzim endogen) dan sudah ada di dalam tubuh sejak manusia lahir, serta berasal dri luar tubuh (enzim eksogen) –yang berasal dari makanan.
Makanan yang kita makan dicerna dan diserap di dalam tubuh. Makanan ini kemudian menjadi tulang, daging, dan energi. Sedangkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan disekresikan keluar tubuh dalam bentuk sampah. Rangkaian proses metabolisme ini berhubungan dengan enzim.
Tanpa enzim, unsur-unsur lain yang dibutuhkan tubuh manusia, misalnya protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral tidak dapat diubah menjadi energi.
Selama hidup, di dalam tubuh kita terjadi proses aksi-reaksi kimia yang terjadi secara terus menerus. Terjadinya proses ini membuat kita dapat melakukan berbagai macam aktivitas. Proses yang terjadi ini diatur oleh enzim.
Dengan kata lain, segala sesuatu yang dilakukan tubuh manusia, berhubungan dengan enzim. Termasuk di dalamnya adalah bernafas, menggerakkan angota badan, penyembuhan penyakit, dan lain-lain.
Jenis-jenis enzim
Berdasarkan fungsinya enzim di dalam tubuh manusia bisa dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu enzim pencernaan, enzim penyerapan, enzim pembentukan, enzim ekskresi dan enzim penafasan.
Yang perlu diketahui bahwa masing-masing enzim melakukan tugasnya sendiri-sendiri dan tidak dapat saling menggantikan. Contohnya, enzim amilase berfungsi sebagai pengurai karbohidrat, protease berfungsi sebagai pengurai protein, lipase berfungsi sebagai pengurai lemak, cellulose berfungsi menguraikan serat makanan, dsbnya.
Bila dianalogikan tubuh manusia ibarat rumah, bahan-bahanan makanan (karbohidrat, lemak dan protein) ibarat bahan bagunan, vitamin dan mineral ibarat perkakas atau perlatan, dan enzim ibarat 'seorang tukang'. Saat seseorang sudah bertambah umur, maka semua fungsi tubuh akan menurun. Begitu pun, bila sudah berumur apalagi tak pernah dirawat, rumah akan mengalami kerusakan di sana sini.
Nah, enzim lah yang bertugas memperbaiki hal-hal yang rusak dalam tubuh. Enzim ibarat tukang memperbaiki semua hal-hal yang mengalami kerusakan di dalam rumah (tubuh).
Perlu diketahui bahwa enzim dalam tubuh manusia, sudah tertentu jumlahnya. Jika terjadi kerusakan yang terus menerus dalam tubuh seiring dengan pertambahan umur manusia, maka kerja enzim akan semakin bertambah berat.
Kekurangan enzim
Sepuluh tahun yang lalu dikatakan bahwa kinerja enzim dalam tubuh mulai menurun pada usia 24 tahun. Tetapi saat ini dapat dikatakan kinerja enzim menurun sejak usia 18 tahun. Kenapa? Pola hidup lah yang menyebabkan fungsi enzim menurun.
Bila kita melihat pola makan orang-orang zaman sekarang, sebagian besar makanan yang dikonsumsi adalah sesuatu yang direbus, dibakar, dipanaskan dengan suhu tinggi, dan mengonsumsi makanan cepat saji. Selain itu, makanan yang mudah dinikmati, misalnya makanan instan dan makanan kemasan.
Enzim yang berasal dari makanan adalah enzim yang sangat lemah terhadap panas. Sehingga bila enzim ini terkena panas, susunannya akan menjadi rusak. Akibatnya, seberapa pun banyaknya kita makan, kita tidak bisa mendapatkan enzim makanan dengan maksimal.
Kekurangan enzim dapat mengakibatkan tubuh tidak dapat mengubah zat gizi yang merupakan sumber energi menjadi energi dengan baik. Sehingga sumber energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Protein, glukosa, lemak, dan unsur lain yang tidak dapat diubah dengan maksimal ini, akan mengapung di dalam cairan darah. Keadaan ini merupakan penyebab dari mengentalnya darah.
Walaupun berbagai macam zat yang sangat berguna bagi tubuh masuk ke dalam aliran darah, zat-zat tersebut hanya akan menempel pada sel darah putih sehingga sel darah putih tidak dapat mengalir dengan lancar. Tidak hanya itu saja, enzim dan zat gizi lain tidak dapat didistribusikan sampai ke sudut-sudut sel.
Itulah sebabnya, saat seseorang kekurangan enzim maka berbagai keluhan yang ada hubungannya dengan kesehatan tubuh akan terjadi. Dari mulai keluhan yang paling sepele (misalnya mudah lelah, pegal-pegal), sampai penyakit berat –misalnya kolesterol tinggi atau penyakit jantung.
Enzim dari luar
Enzim merupakan zat yang dapat membantu menyediakan energi bagi tubuh. Walaupun kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh terpenuhi tetapi bila tidak ada enzim, maka kehidupan tidak dapat dipertahankan. Itulah sebabnya ada ungkapan 'Tidak ada mahluk yang dapat hidup tanpa enzim.
Enzim bersifat lemah terhadap panas dan akan rusak pada suhu 48C. Padahal dengan pola makan kita selama ini yang lebih banyak dipanaskan, tak mungkin kita dapat memenuhi kebutuhan akan enzim. Hal ini berarti pula kemungkinan terjadi kekurangan enzim yang berasal dari makanan.
Mari kita menengok kebelakang mengapa orang Eskimo jaman dulu bebas dari penyakit jantung. Ternyata orang-orang Eskimo jaman dulu selalu makan daging mentah, dan mereka jarang menderita penyakit jantung. Tetapi seiring perkembangan jaman, mereka mulai mengonsumsi daging yang telah dibakar (diolah) dan mereka mulai terserang penyakit jantung.
Pada saat mereka mengonsumsi daging mentah, lemak dalam daging diuraikan secara alami dalam tubuh sehingga lemak tidak akan tertumbuk di dalam tubuh mereka. Bila mereka mengonsumsi daging yang dibakar, maka enzim yang terkandung dalam daging akan rusak atau hilang, dan lemak yang terdapat dalam daging tidak dapat terurai dan dicerna dalam tubuh. Akibatnya lemak akan terakumulasi dan menyebabkan penyakit jantung.
Lalu bagaimanakah dengan pola makan Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar