KEPUTUSAN menunda pengenalan susu sapi sebagai asupan tambahan pada bayi ternyata meningkatkan risiko mengidap alergi pada anak dalam masa dua tahun pertama kehidupannya, demikian klaim sebuah penelitian terbaru di Belanda.
Dr. Bianca E. P. Snijders, peneliti dari Maastricht University, seperti dilansir Reuters, Rabu (9/7) menyatakan bahwa salah satu strategi yang sering direkomendasikan secara luas dalam mencegah alergi adalah menunda pengenalan susu sapi atau pun makanan cair pada bayi. Akan tetapi, faktanya saat ini belum banyak bukti ilmiah yang mendukung rekomendasi tersebut.
Beserta timnya, Dr. Snijders menyelidiki sejauh mana efek penundaan asupan susu sapi ini terhadap bayi. Mereka pun lalu menganalisa data penelitian dari 2.558 bayi. Para ibu dari bayi ini juga memberi informasi tentang kesehatan mereka pada akhir masa kehamilan dan pada usia 3, 7, 12, dan 24 bulan setelah melahirkan. Informasi itu diantaranya termasuk jenis makanan yang dikonsumsi serta gejala alergi yang mereka alami. Selain itu, para bayi juga menjalani tes dan pemeriksaan gejala alergi pada 2 tahun pertama.
Hasil tes menunjukkan bahwa penundaan untuk memperkenalkan susu sapi di atas usia 9 bulan secara signifikan dapat meningkatkan risiko bayi mengidap eczema, kelainan kulit kronis yang ditandai adanya lapisan kering dan gatal pada permukaan kulit.
Penundaan masa pengenalan makanan lain pada bayi melebihi waktu 7 bulan juga ditandai dengan hadirnya peningkatan risiko eczema, atopic dermatitis serta bersin-bersin. "Setelah mencoret para bayi yang dari awalnya menunjukkan gejala awal eczema dan bersin-bersin pun tidak mengubah hasil penelitian,” ungkap Snijders dan timnya yang membuat tulisannya dalam jurnal Pediatrics.
“Meski pemberian ASI tetap menjadi prioritas utama dan secara medis terbukti menguntungan bagi kesehatan bayi, pentingnya untuk perkenalan makanan lain pada bayi untuk mencegah alergi jelas sangat meragukan ”
Walau begitu, Snijders menekan, bila didasarkan atas pengetahuan yang ada saat ini “Mungkin sangat terlalu dini untuk mengubah panduan tentang pengenalan susu sapi pada bayi,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar