Selasa, 13 Mei 2008

Viagra Bisa Atasi Gangguan Disfungsi Seksual Wanita?

Depresi membuat semua kebahagiaan hidup terenggut bahkan juga kenikmatan seks yang selama ini dialami. Pada sebagian orang banyak gejala-gejala depresi tersebut hilang saat mereka mengkonsumsi obat antidepresi misalnya Prozac. Namun sebagian wanita yang mengkonsumsi obat anti depresi tersebut cenderung mengalami gangguan disfungsi seksual, tutur H. George Nurnberg, MD, professor psychiatry University of New Mexico.

Bagi wanita yang mengalami hal tersebut Viagra dapat membantu mereka mengatasinya dan mengembalikan kehidupan mereka.

Pada kenyataannya Nurnberg menuturkan pada WebMD bahwa Viagra mampu mengembalikan efek antidepresan yang menyebabkan disfungsi seksual pada wanita dengan gejala-gejala yang sama seperti yang dijumpai pada pria. Nurnberg memberikan bukti-bukti pernyataannya saat pertemuan klinik tahunan ke 51 di American College of Obstetricians and Gynecologists.

Nurnberg, yang baru saja menerbitkan sebuah penelitian di Journal of the American Medical Association tentang keefektifan Viagra pada kaum pria yang memiliki gangguan disfungsi seksual dan hubungannya dengan pengobatan depresi, menyatakan bahwa sekitar 84% wanita mendapatkan kembali kenikmatan seksual mereka setelah mengkonsumsi Viagra.

Studi ini melibatkan sekitar 42 wanita yang tak memiliki riwayat gangguan disfungsi seksual sebelum menjalani perawatan depresi. Mereka mengkonsumsi jenis obat antidepresi tipe SSRI seperti Prozac atau Zoloft yang sering menimbulkan gangguan disfungsi seksual sebagai efek sampingnya. Semua wanita tersebut mengaku bahwa mereka sudah tak mengalami depresi setelah mengkonsumsi obat tersebut selama enam sampai delapan minggu. Namun mereka mengalami gangguan seksual setelah mengkonsumsi obat tersebut terutama yang menggunakan pengobatan dengan tipe SSRI.

Studi tersebut memilih wanita secara acak untuk mengkonsumsi Viagra atau pil-pil sejenis selama delapan minggu dan tak seorangpun baik dari pihak wanita ataupun dokter yang mengetahui jenis pil yang mereka konsumsi.

Nurnberg, dan koleganya mengukur respon menggunakan standar tes psikiatri yang dirancang untuk mengukur fungsi seksual. Tes tersebut dikenal dengan istilah Clinical Global Impression-Sexual Function(CGI-SF), sebuah skor respon untuk mendeteksi tingkat kepuasan seksual dengan menggunakan sebuah sistem peringkat 1-7, dengan skor terendah untuk mengidentifikasi fungsi yang lebih baik.

Di akhir studi sekitar 84% wanita memiliki skor 2 atau kurang dari 2. Nurnberg menyatakan bahwa Viagra dapat diberikan pada saat yang sama saat mengkonsumsi pil antidepresi sehingga kaum wanita dapat menghentikan mengkonsumsi pengobatan antidepresi. Namun yang menjadi masalah adalah sekitar 20% wanita sedang menjalani terapi antidepresi dan mereka menolak untuk melakukan perawatan yang memicu gangguan disfungsi seksual.

Gerald F. Joseph Jr., MD, dokter pada layanan wanita di St. John's Health System, Springfield, Mo., menuturkan pada tells WebMD bahwa studi yang dilakukan Nurnberg memang menarik namun tak semuanya tergantung dari Viagra. Dia menuturkan bahwa placebo juga memiliki efek dalam studi gangguna disfungsi seksual, meskipun dia juga tak begitu yakin apakah penemuan tersebut hanya karena efek placebo.

Joseph, yang tak terlibat secara langsung pada studi ini menyatakan, sebagai seorang ahli bedah dia hanya menyatakan bahwa Viagra hanya dapat bereaksi pada wanita jika memang mereka menderita gangguan disfungsi seksual, yang berhubunagn dengan keabnormalan jaringan erectile pada alat kelamin wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar