Minggu, 05 Mei 2013

Upaya Pencegahan Demam Berdarah


Upaya pencegahan Demam Berdarah. Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap sebagai cara yang paling memadai saat ini. Vektor dengue khususnya aedes aegypti sebenarnya mudah di berantas karena sarang-sarangnya terbatas di tempat yang berisi air jernih  dan jarak terbangnya maksimal 100 meter.
Tetapi karena vektor tersebar luas, untuk keberhasilan diperlukan total coverage (meliputi seluruh wilayah) agar nyamuk tidak berkembang biak lagi. (Hendrawan, 1999).


Pemberantasan atau pencegahan demam berdarah secara garis besar dapat dilakukan dengan empat cara yaitu: (Thamrin, 1994).
1)    Pengendalian kimiawi
2)    Pengendalian lingkungan
3)    Pengendalian cara hayati
4)    Pemberantasan vektor cara  genetik.
Cara kimiawi yang lazim dipakai dalam program pemberantasan demam berdarah dengue adalah malathion. Cara penggunaan malathion ini dengan pengasapan (thermal fogging) atau pengabutan (cold fogging). Untuk pemakaian rumah tangga dapat digunakan berbagai jenis insektida yang disemprotkan di dalam ruangan atau kamar. (Hendrawan, 1999).Cara penyemprotan pada dinding–dinding tidak dapat dilakukan oleh karena nyamuk aedes aegypti tidak mempunyai kebiasaan hinggap pada dinding rumah, melainkan pada benda-benda. (Thamrin, 1994).
Pengasapan dengan malathion sangat efektif untuk pemberantasan vektor, namun kegiatan ini tanpa didukung dengan abatisasi, dalam beberapa hari akan meningkatkan kepadatan nyamuk dewasa karena jentik tidak mati dengan pengasapan.
Untuk pemakaian dosis yang digunakan adalah 1ppm (part per million) yaitu setiap 1 gram abate 1% dalam setiap 10 liter air. Abate setelah ditaburkan ke dalam air, maka butiran pasir akan jatuh sampai ke dasar dan racun aktifnya akan keluar serta menempel pada pori-pori dinding tempat air, dengan sebagian masih  tetap berada dalam air.
Tujuan abatisasi adalah untuk menekan kepadatan vektor serendah-rendahnya secara serentak dalam jangka waktu yang lebih lama, agar transmisi virus selama waktu tersebut dapat diturunkan. Sedangkan fungsi abatisasi bisa sebagai pendukung kegiatan fogging yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencegah meningkatnya penderita demam berdarah dengue.
Cara pemberantasan vektor stadium jentik tanpa menggunakan insektida lebih dikenal dengan pemberantasan sarang nyamuk. Kegiatan ini meliputi kegiatan menguras bak mandi, tempayan, dan tempat penampungan air minimal satu kali seminggu karena berkembangnya telur menjadi   nyamuk lamanya tujuh sampai sepuluh hari, menutup rapat tempat  penampungan air dan  benda-benda lain yang memungkinkan nyamuk  berkembang. (Hendrawan, 1994).
Gerakan pemberantasan sarang nyamuk demam   berdarah dengue merupakan kegiatan   masyarakat bersama pemerintah yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah dan menanggulangi penyakit demam berdarah dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk ini merupakan bagian dari keseluruhan upaya mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat.
Tujuan gerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah membina peran serta masyarakat dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue, terutama dalam memberantas jentik nyamuk.
Sasaran gerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah semua keluarga dan pengelola tempat umum. Untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing sehingga bebas dari jentik-jentik nyamuk aedes aegypti. Melalui gerakan ini diharapkan keluarga dapat berkonsultasi kepada petugas kesehatan jika ada  anggota keluarga sakit dan diduga menderita penyakit demam berdarah dengue, karena menderita penyakit ini perlu segera mendapat pertolongan dan keluarga melaporkan kepada kepala desa atau kelurahan jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah dengue serta membantu kelancaran penanggulangan penyakit demam berdarah dengue yang dilakukan oleh petugas kesehatan. (Depkes, RI 1997).
Isolasi pasien agar tidak digigit vektor untuk ditularkan kepada orang lain sulit dilaksanakan lebih awal dari perawatan di rumah sakit. Mencegah gigitan nyamuk dengan cara memakai obat gosok dan pemakaian kelambu, tetapi cara ini di rasa kurang praktis. Imunisasi maupun pemberian anti virus dalam usaha memutuskan mata rantai penularan saat ini baru dalam taraf penelitian. (Hendrawan, 1999).
Penelitian untuk menemukan pengobatan baru dalam hal ini upaya preventif telah dilakukan oleh TDRC (Tropical Diseases Research Center) di Universitas Airlangga Surabaya. Tim yang dipimpin oleh Prof. dr. Soegeng Soegijanto, SpA(K), DTM&H telah menemukan adanya vaksin demam berdarah. Jenis vaksin ini dapat melawan semua tipe dari virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti.(Soegijanto, 2003).


sumber: www. alwanku .com

CIRI-CIRI NYAMUK PENYEBAB PENYAKIT DEMAM BERDARAH



Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
  1. Hidup di dalam dan di sekitar rumah
  2. Menggigit/menghisap darah pada siang hari
  3. Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar
  4. Bersarang dan bertelur di :

  • genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di got/comberan
  • Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bungan, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain.
Di luar rumah: drum, tangki penampungan air, kaleng bekas, ban bekas, botol pecah, potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain.

PENAMPILAN KLINIS INFEKSI VIRUS DENGUE DEMAM DENGUE

Ditandai oleh gejala-gejala klinik berupa demam, nyeri pada seluruh tubuh, ruam dan perdarahan.


  1.       Demam
Demam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini timbulnya mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-40 derajat celcius) dan dapat disertai dengan menggigil. Begitu mendadaknya, sering kali dalam praktek sehari-hari kita mendengar cerita ibu bahwa pada saat melepas putranya berangkat sekolah dalam keadaan sehat walafiat, akan tetapi pada saat pulang putranya sudah mengeluh panas dan ternyata panasnya langsung tinggi. Pada saat anak mulai panas ini biasanya sudah tidak mau bermain. Demam ini hanya berlangsung untuk 5-7 hari. Pada saat demamnya berakhir, sering kali dalam bentuk turun mendadak (lysis), dan disertai dengan berkeringat banyak, dimana anak tampak agak loyo. Kadang-kadang dikenal istilah demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari itu sempat turun ditengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh (gambaran kurva panas sebagai punggung unta).
  1.        Nyeri seluruh tubuh
Dengan timbulnya gejala panas pada penderita infeksi virus dengue maka akan segera disusul dengan timbulnya keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya yang dikeluhkan adalah nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung dan nyeri pada bola mata yang semakin meningkat apabila digerakkan. Karena adanya gejala nyeri ini sehingga di kalangan masyarakat awam ada istilah flu tulang. Dengan sembuhnya penderita gejala-gejala nyeri pada seluruh tubuh ini juga akan hilang.
  1.        Ruam
Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini dapat timbul pada saat awal panas yang berupa ~flushing~ yaitu berupa kemerahan pada daerah muka, leher, dan dada. Ruam juga dapat timbul pada hari ke-4 sakit berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak. Kadang-kadang ruam yang seperti campak ini hanya timbul pada daerah tangan atau kaki saja sehingga memberi bentuk spesifik seperti kaos tangan/kaki.
  1.        Perdarahan
Pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis demam berdarah dengue selalu disertai dengan tanda perdarahan. Hanya saja tanda perdarahan ini tidak selalu didapat secara spontan oleh penderita, bahkan pada sebagian besar penderita tanda perdarahan ini muncul setelah dilakukan test tourniquet. Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita demam dengue dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petechiae), perdarahan agak besar di kulit (echimosis), perdarahan gusi, perdarahan hidung dan kadang-kadang dapat terjadi perdarahan yang masif yang dapat berakhir dengan kematian. Berkaitan dengan tanda perdarahan ini, perlu dikemukakan bahwa pada anak-anak tertentu diketahui oleh orang tuanya bahwa apabila anaknya menderita panas selalu disertai dengan perdarahan hidung (epistaksis). Dalam dunia kedokteran hal tersebut diatas dikenal sebagai habitual epistaksis, sebagai akibat kelainan yang bersifat sementara dari komponen beku darah yang disebabkan oleh segala bentuk infeksi (tidak hanya oleh virus dengue). Pada keadaan lain ada penderita anak yang apabila mengalami sakit panas kemudian minum obat-obat panas tertentu akan disusul dengan terjadinya perdarahan hidung. Untuk penderita model begini ini obat-obat panas jenis tertentu tersebut sebaiknya dihindari.
DEMAM BERDARAH DENGUE
Secara umum 4 gejala yang terjadi pada demam dengue sebagai manifestasi gejala klinis dari bentuk reaksi 1 dan 2 tubuh manusia atas keberadaan virus dengue juga didapatkan pada demam berdarah dengue. Yang membedakan demam berdarah dengue dengan demam dengue adalah adanya manifestasi gejala klinis sebagai akibat adanya bentuk reaksi 3 tubuh manusia terhadap virus dengue, yaitu berupa keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah keluar dan masuk kedalam rongga perut dan rongga selaput paru. Fenomena ini apabila tidak segera ditanggulangi dapat mempengaruhi manifestasi gejala perdarahan menjadi sangat masif. Yang dalam praktek kedokteran sering kali membuat seorang dokter terpaksa memberikan tranfusi darah dalam jumlah yang tidak terbayangkan. Yang penting untuk ibu-ibu/awam adalah dapat mengetahui/mendeteksi kapan seorang penderita demam berdarah dengue mulai mengalami keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah. Keluarnya plasma darah ini apabila ada biasanya terjadi pada hari sakit ke-3 sampai dengan ke-6. Biasanya didahului oleh penurunan panas badan penderita, yang sering kali terjadi secara memdadak (lysis) dan diikuti oleh keadaan anak yang tampak loyo, dan pada perabaan akan didapatkan ujung-ujung tangan/kaki dingin serta nadi yang kecil dan cepat. Pengalaman dalam praktek dokter mengajarkan bahwa banyak ibu-ibu yang pada saat demikian ini, dimana suhu tubuh putranya dirasakan normal mengira kalau putranya sembuh dari sakit. Dengan akibat si ibu tidak segera membawa putranya ke fasilitas kesehatan terdekat, dan baru terkejut beberapa waktu kemudian apabila menyadari bahwa putranya semakin lemah dan loyo. Pada keadaan ini penderita sudah dalam keadaan terlambat/kurang optimal untuk diselamatkan dari penyakitnya.
HAL-HAL YANG PATUT DIKETAHUI, DIWASPADAI DALAM RANGKA MENGANTISIPASI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE.
Pembahasan ini tidak bermaksud mendidik ibu-ibu menjadi seorang dokter, akan tetapi bertujuan untuk menjadikan ibu-ibu mengetahui kemudian mewaspadai hal-hal/gejala-gejala yang terjadi pada anak yang mungkin mengarah pada penyakit demam dengue/demam berdarah dengue. Apabila ibu-ibu mencurigai putra/putrinya menderita penyakit tersebut maka segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, untuk mendapatkan klarifikasi tentang penyakit yang diderita oleh putranya tersebut. Untuk klarifikasi ini putra/putri ibu akan menjalani pemeriksaan seperti tourniguet test atau pemeriksaan darah.
INGATLAH PENYAKIT DEMAM DENGUE/DEMAM BERDARAH DENGUE APABILA PUTRA/PUTRI IBU MENDERITA HAL-HAL SEPERTI BERIKUT :
  1. Panas yang timbulnya mendadak, langsung tinggi dan disertai dengan tidak mau bermain.
  2. Panas yang disertai flushing (kemerahan pada daerah muka, leher dan dada).
  3. Panas yang disertai tanda-tanda perdarahan (kulit, hidung,gusi).
  4. Panas yang berangsur dingin, tapi anak tampak loyo dan pada perabaan dirasakan ujung-ujung tangan/kaki dingin.
GEJALA-GEJALA DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )
  1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tanpak lemah, suhu tubuh antara 38-40°C atau lebih.
  2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk demam berdarah yang disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk membedakannya, kulit direnggangkan, bila bintik merah hilang berarti bukan tanda penyakit DBD.
  3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan).
  4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.
  5. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena perdarahan di lambung.
  6. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat. Bila tidak segera di tolong di rumah sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.
  7. Para penderita DBD mengalami perdarahan di seluruh jaringan tubuh yang bisa tampak atau tak tampak dari luar.
PERTOLONGAN PERTAMA
  1. Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya, dapat juga dengan oralit.
  2. Berikan kompres air dingin atau es.
  3. Berikan obat penurun panah misalnya parasetamol (dosis anak-anak 10-20 mg/Kg BB per hari; dewasa; 3×1 tablet/hari).
    1. Harus segera dibawa ke dokter, petugas puskesmas pembantu, bidan desa, perawat pembina desa, Puskesmas atau Rumah Sakit.
CARA MENCEGAH DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )
  1. Untuk mencegah DBD, nyamuk demam berdarah penularnya harus diberantas, sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada.
  2. Untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti, maka jentik-jentiknya harus diberantas atau sarang-sarangnya harus diberantas (PSN-DBD).
  3. Karena tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD, secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.
CARA MELAKUKAN PEMBERSIHAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE ( PSN-DBD )
  1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak mandi / WC, drum, dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas kembang, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali
  2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air, seperti tampayan, drum, dan lain-lain agar nyamuk demam berdarah tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu
  3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Potongan bamboo, tempurung kelapa, dan lain-lain agar dibakar bersama sampah lainnya
  4. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen
  5. Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap disitu
  6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali
Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai berikut: Untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram bubuk ABATE
Contoh:
Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram = 10 gram ABATE
Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendok makan peres berisi 10 gram ABATE.
Bila memerlukan ABATE kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan sebagai berikut:
~        Ambil 1 sendok makan peres ABATE dan tuangkan pada selembar kertas
~        Lalu bagilah ABATE menjadi 2, 3, atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang dibutuhkan
Setelah dibubuhkan ABATE maka:
  1. Selama 3 bulan bubuk ABATE dalam air tersebut mampu membunuh jentik Aedes Aegypti
  2. Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut
  3. Air yang telah dibubuhi ABATE dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum
KESIMPULAN DAN SARAN
Apabila bapak-bapak / ibu-ibu mendapati putra/putrinya sakit panas, hal yang penting dilakukan adalah memberikan perhatian secara sungguh-sungguh, kemudian mengamati aspek yang berkaitan dengan panasnya maupun hal-hal lain yang menyertainya. Kalau ditemui hal-hal yang mengarah ke penyakit demam dengue/demam berdarah dengue maka segeralah dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk klarifikasi dan penanganannya. Jangan sampai terlambat.

sumber: http:// danialonline .wordpress .com