Selasa, 13 Mei 2008

Apa Bedanya Khitan Pada Wanita dan Pria?

Masalah kesehatan seksual memang tak ada habisnya untuk dibahas.Kadang-kadang karena masalah seks masih dianggap tabu untuk dibicarakan secara luas, kita malu bertanya, bahkan ke dokter sekalipun. Jangan kuatir, barangkali tanya jawab 'hot' seputar masalah kesehatan seksual ini bisa menjawab keingin-tahuan Anda.

Tanya (T): Apa bedanya khitan wanita dan khitan pria?

Jawab (J): Pria dikhitan lewat operasi yang memotong kulit yang menutupi kelenjar penis. Biasanya dilakukan dirumah sakit beberapa saat setelah lahir. Namun ada juga pria yang dikhitan setelah dewasa karena alasan keagamaan, sosial atau kesehatan.

Sebuah studi menunjukkan pria yang tidak dikhitan sering kali terkena infeksi saluran kencing dan juga memiliki potensi yang tinggi dalam penyebaran penyakit seksual, misalnya sipilis dan HIV. Wanita yang melakukan hubungan seksual dengan pria yang tidak khitan berisiko pula mendapatkan kanker mulut rahim.

Khitan pada wanita dilakukan pada klitoris –nya. Ini juga dilakukan untuk memenuhi alasan kesehatan. Data menunjukkan 115-130 juta wanita telah dikhitan. Setelah dikhitan biasanya akan terjadi infeksi pada saluran kencing.

Namun beberapa saat kemudian semua akan kembali normal.

T: Apakah puting susu bisa mengalami ereksi (nipple erection)?

J: Puting susu yang menonjol keluar saat kita menggunakan kaos, blus, bra berpadding, terkadang sangat mengganggu dan bahkan memalukan. Kulit pada puting susu terdiri dari syaraf-syaraf yang sensitif pada rangsangan.

Saat terjadi rangsangan, syaraf akan mengirim pesan ke otot-otot halus pada daerah yang berkonstraksi, sehingga saat otot-otot tersebut mengalami kontraksi, puting susu akan menebal dan membuat puting susu mengeras.

Rangsangan tersebut dapat terjadi secara fisik (misalnya baju yang bergerak maju mundur di sekitar puting susu) serta perubahan temperatur. Atau dapat juga disebabkan rangsangan psikologis karena memikirkan sesuatu yang bersifat sensual dan seksual.

Syaraf-syaraf khusus ini merupakan bagian dari sistem syaraf autonomik yang membantu menyiapkan tubuh selama aktifitas seks.

Ereksi pada puting susu juga tergantung pada pemiliknya sendiri, beberapa wanita cenderung lebih sering mengalami ereksi dibandingkan wanita lain, seperti yang terjadi pada beberapa pria yang Mr. P nya cenderung lebih lama berereksi dari pria lainnya.

Meskipun tingkat hormon juga mempengaruhi sistem syaraf autonomik yang merupakan bagian dari sistem syaraf yang mengendalikan fungsi-fungsi proses tubuh bagian dalam seperti detak jantung dan tekanan darah.

Anda menyebutkan salah satu puting susu Anda menonjol lebih lama dari puting yang satunya, tetapi jika Anda tidak mengalami gangguan ataupun rasa tak nyaman pada payudara Anda, hal tersebut termasuk bagian proses tubuh yang tidak dapat dijelaskan.

Kemungkinan lainnya adalah gangguan pada endokrine yang menyebabkan masalah keringat atau cairan-cairan lain pada daerah puting susu.

Jika puting susu yang menonjol memang mengganggu Anda, cobalah untuk menggunakan pakaian hangat dan padat serta gunakan bra berpenyangga.

Sebagai alternatif lain mungkin Anda bisa membalut puting susu sedatar mungkin – tetapi hal ini dapat membuat kulit di sekitar puting susu anda teriritasi. Cobalah untuk merelaksasikan tubuh melalui yoga, karena relaksasi tersebut dapat mengendalikan sistem syaraf autonomik yang menyebabkan puting susu mengeras.

T: Metode pengendali kelahiran (KB) apa yang paling efektif?

J: Alat pengontrol kelahiran yang paling efektif adalah yang paling sesuai dengan Anda. Apakah Anda ingin berhubungan seks tanpa mengkhawatirkan tentang alat KB? Jika memang hal tersebut yang Anda kehendaki cobalah menggunakan pil KB, tetapi jika Anda lebih mengkhawatirkan tertularnya penyakit menular seksual (PMS) cobalah untuk menggunakan kondom.

Apakah Anda lebih nyaman dengan sentuhan secara langsung? Cobalah untuk menggunakan diaphragm atau spermasida.

Anda bisa mendapatkan metode pengontrol kelahiran yang paling efektif, tetapi jika Anda serta pasangan tidak realistik dalam menggunakannya serta tetap menikmati pola seks Anda sendiri, metode tersebut tak akan efektif.

Mungkin penjelasan berikut yang juga membahas keefektifan pengontrol kelahiran dapat membantu Anda menentukan metode yang paling efektif.

T:Amankah melakukan seks dalam kolam renang atau hot tub?

J: Sampai saat ini belum terdapat penelitian yang meneliti pemakaian kondom pada kolam renang atau hot tub, ataupun substansi- substansi apa saja yang terkandung dalam tempat basah tersebut. Seks bawah air atau juga disebut Underwater Sex – baik itu di kolam renang, hot tub, laut, danau, sungai, pancuran air, ataupun di kamar mandi – bukanlah sebuah posisi seks yang aman, karena: Spermasida cepat terserap dalam air.

Air yang mengandung bahan-bahan kimia, garam, ataupun bakteri dapat memasuki Miss V ataupun rectum selama berhubungan seks yang dapat menyebabkan iritasi, infeksi, ataupun kekeringan.

Seperti yang dianjurkan pada setiap kemasan kondom untuk menjauhkannya dari sinar matahari, sehingga pemakaian kondom berbahan lateks juga mempunyai efek yang sama bila dipakai pada air panas.

Air dapat memasuki kondom serta Mr. P yang memungkinkan kondom terlepas saat berhubungan seks.

Produk-produk berbahan dasar minyak – seperti sun block (tabir surya), lotion pelindung, shampoo, conditioner, sabun dan bahkan klorin – dapat merusak kondom berbahan lateks. Tentu saja menggunakan kondom saat berhubungan seks di kolam renang atau hot tub lebih baik daripada tidak menggunakan sama sekali.

T : Amankah menarik Mr. P sebelum ejakulasi?

J: Ada dua penyebab yang patut Anda pertimbangkan, yaitu penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan.

Mari kita lebih dulu membahas PMS – jawabannya adalah TIDAK. Sebuah kondom akan melindungi anda dari tertularnya PMS jika Anda menggunakannya selama berhubungan seks.

Memakai kondom beberapa saat setelah Anda berada didalam, tetapi sebelum Anda mencapai orgasme, bukanlah sebuah cara yang efektif mencegah penularan, karena sebagian besar penyakit menular yang disebabkan mikroorganisme tidak selalu menular saat ejakulasi.

PMS bukanlah sebuah masalah jika Anda berdua belum pernah melakukan hubungan seks sebelumnya, atau Anda berdua telah melakukan tes PMS sebelum berhubungan seks dengan orang lain.

Tetapi jika Anda lebih mengkhawatirkan kehamilan, menarik Mr. P keluar, bukanlah sebuah metode yang efektif untuk mencegah kehamilan. Memasukkan kembali Mr. P Anda setelah mengalami ejakulasi (di luar Miss V) juga bukan cara yang aman, karena dalam beberapa jam setelah ejakulasi selalu terdapat beberapa sperma yang tertinggal dalam urethra. Berapapun jumlah sperma yang tertinggal dalam urethra masih memungkinkan risiko kehamilan.

Spermasida yang digunakan sendiri memiliki rata-rata kegagalan tinggi dari semua metode pengontrol kelahiran bahkan lebih tinggi dibandingkan menarik Mr. P.

Penggunaan spermasida tanpa pendukung lainnya bukanlah metode pengontrol kelahiran yang terbaik jika memang tidak menghendaki terjadinya kehamilan, namun Anda dapat menggunakan spermasida yang dibarengi metode penarikan Mr. P (withdrawal), karena spermasida akan memberikan dukungan pada saat Anda melakukan “penarikan.” Spermasida dapat berbentuk foam, krim, jeli, suppositories, dan vaginal contraceptive films.

Beberapa spermasida memang khusus dibuat untuk diafragma, cervical caps, dan IUD, sementara spermasida yang lain digunakan secara individu. Banyak toko obat serta apotik-apotik yang menyediakan spermasida – Anda serta pasangan dapat mencoba berbagai macam spermasida tersebut untuk mendapat hasil yang terbaik, tentu saja dengan selalu membaca petunjuk yang tertera, terutama karena spermasida memiliki batas waktu keefektifan.

Sebagai salah satu metode pengontrol kelahiran, “penarikan” Mr. P memiliki beberapa kerugian. Misalnya, cairan pre-ejakulasi (pre-cum) saat pengeluaran MR. P tidak memiliki efek samping karena cairan tersebut dikeluarkan sebelum ejakulasi, dimana cairan tersebut mengandung sperma, sehingga dapat mencegah terjadinya kehamilan.

Dari segi positifnya, “penarikan” memiliki beberapa keuntungan misalnya tidak menggunakan alat apapun, tanpa biaya dan selalu ada dapat digunakan. Kedua, tidak menyebabkan efek samping. Meskipun rata-rata kegagalan metode tersebut sekitar 20% dari total keseluruhan. Tetapi jika dilakukan dengan benar, para ahli menyatakan kegagalan tersebut dapat menurun sampai 5%, yang berarti dari 5 pada 20 wanita dari seluruh total 100 wanita yang menggunakan metode “penarikan” mengalami kehamilan.

Bicarakanlah hal tersebut jika Anda serta pasangan masih mengkhawatirkan metode pengontrol kelahiran mana yang lebih efektif, selain juga pertimbangkanlah risiko tertular PMS dan kemungkinan terjadinya kehamilan.

Menggunakan metode “penarikan” lebih berisiko mengalami hal tersebut dibanding menggunakan pil KB. Tetapi jika Anda merasa nyaman dengan risiko yang mungkin terjadi, Anda dapat memutuskan menggunakan metode withdrawal.

Cobalah mengkonsultasikan hal ini pada praktisi kesehatan untuk menentukan metode pengontrol kelahiran mana yang sesuai bagi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar