Kamis, 20 Maret 2008

Lempuyang Gempur Radang Tenggorokan

SATU-SATUNYA kekhawatiran Bu Lastri ketika putranya harus masuk asrama di sebuah SMA adalah radang tenggorokan yang acap mengganggu. Kalau daya tahan anak tersebut sedang kurang bagus, misalnya sedang lelah karena banyak kegiatan, minum air es sedikit saja tenggorokan akan langsung meradang.

Pada saat seperti itu, amandel akan membengkak, tenggorokan memerah, dan terasa sakit bila digunakan untuk menelan. “Kalau sudah begitu, harus cepat-cepat minta antibiotik supaya tidak memburuk,” ungkap Bu Lastri.

Benar saja. Belum genap empat bulan di asrama, putra Bu Lastri sudah dua kali terkena radang tenggorokan. Meski beberapa resep praktis, semisal berkumur air garam, sudah dicoba, tetap saja obat antibiotik harus diberikan guna menyembuhkannya. “Banyak yang menyarankan untuk operasi amandel supaya gangguan itu tidak berulang kali datang,” tutur Bu Lastri.

Sore itu Bu Lastri berniat membawa putranya ke dokter karena radang tenggorokan kembali menyerang. Sambil menunggu jam buka praktik setelah menjemput putranya dari asrama, Bu Lastri mampir ke rumah Bu Hadi, temannya semasa SMA. “Wualaaaah …, kalau cuma radang tenggorokan saja mbok dikasih lempuyang. Ndak perlu antibiotik,” seru Bu Hadi menyambut dan menanggapi penuturan sahabatnya.

Menurut Bu Hadi, sebelumnya ia juga punya pengalaman yang sama. Putra-putrinya berulangkali terganggu oleh radang tenggorokan. Bosan belanja obat antibiotika, ia lalu minta nasihat ibunya, sehingga muncullah kata lempuyang yang semula belum pernah ia lihat wujud dan bentuknya. “Sekarang anak-anak saya mau menimun es krim berapa banyak juga ndak masalah,” tutur Bu Hadi.

Cara Penyajian
Tidak terlalu rumit untuk mengolah lempuyang yang mudah didapat di pasar itu sehingga siap disajikan sebagai obat. “Cukup ambil sepotong lempuyang seukuran ibu jari orang dewasa lalu digepuk atau dikeprek, rebus dengan air sebanyak tiga gelas. Tunggu sampai air tinggal satu gelas, lalu glek-glek, diminum sampai habis. Minum rebusan lempuyang itu sampai tujuh hari berturut-turut. Untuk menambah rasa, boleh campurkan madu satu sendok setiap kali minum,” papar Bu Hadi.

Mencermati nasihat sesederhana itu, Bu Lastri langsung mencobanya. Ia tidak merasa perlu bertanya mengapa lempuyangnya harus digepuk atau dikeprek dan tidak dipotong-potong atau dicincang sampai lembut. Ketika libur sekolah dan anaknya boleh keluar dari asrama, ia membuat minuman dengan resep persis seperti yang diutarakan Bu Hadi. Kemudian setiap hari selama tujuh hari terus-menerus anaknya ia bujuk untuk meminum air rebusan lempuyang tersebut.

“Syukur, sampai enam bulan ini tenggorokan anak saya nyaman-nyaman saja. Hidungnya juga tidak sering mampat. Padahal sebelumnya, setidaknya tiga bulan sekali gangguan radang tenggorokan itu selalu datang. Gangguan itu sering pula diikuti dengan mampatnya hidung, sehingga pernapasan pun ikut terganggu,” ungkap Bu Lastri.

Selain saran untuk operasi amandel, Bu Lastri juga sering mendengar kalimat penghibur kalau gangguan radang tenggorokan sebagaimana dialami putranya sebenarnya akan hilang dengan sendirinya begitu putranya menginjak usia remaja. Namun, Bu Lastri tetap khawatir karena meski sudah masuk SMA, gangguan seperti itu masih saja selalu mendatangi putranya.

Ia memperoleh keterangan, bila sampai dua bulan sekali gangguan itu datang, mau tidak mau amandel anak tersebut harus dioperasi. Karena itu, ia pun sudah bersiap membawa putranya ke rumah sakit untuk operasi amandel sebelum resep dari Bu Hadi diterimanya. “Ya, moga-moga saja tidak kambuh lagi sebagaimana putra-putri Bu Hadi,” ucap Bu Lastri.

Jangan Salah Waktu
Menurut Katno dan Pramono dari Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu dan Fakultas Farmasi, UGM, tanaman obat akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat, baik takaran, waktu, cara penggunaan, pemilihan bahan, dan disesuaikan dengan indikasi tertentu. Daun seledri (Apium graviolens) misalnya, terbukti mampu menurunkan tekanan darah.

Namun, penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (overdosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis, sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan syok. Dianjurkan agar jangan mengonsumsi lebih dari 1 gelas perasan seledri untuk sekali minum.

Demikian pula mentimun, takaran yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 biji besar untuk sekali makan. Kemudian untuk menghentikan diare memang bisa digunakan gambir, tetapi tidak lebih dari 1 ibu jari. Bukan sekadar menghentikan diare, bila berlebih bahkan akan menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari-hari (kebebelen).

Penggunaan minyak jarak (Oleum recini) untuk urus-urus yang tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Demikian juga pemakaian keji beling (Strobilantus crispus) untuk batu ginjal melebihi 2 gram serbuk (sekali minum) bisa menimbulkan iritasi saluran kemih.

Berkaitan dengan ketepatan waktu penggunaan, sekitar tahun 1980-an terdapat satu kasus di salah satu rumah sakit bersalin. Beberapa pasien mengalami kesulitan persalinan akibat mengonsumsi jamu cabe puyang (ramuan yang mengandung cabe jawa dan lempuyang) sepanjang masa (termasuk selama masa kehamilan). Setelah dilakukan penelitian, jamu cabe puyang mempunyai efek menghambat kontraksi otot pada binatang percobaan.

Ibu-ibu yang mengonsumsi cabe puyang mendekati masa persalinan, kontraksi otot uterusnya dihambat terus-menerus, sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin di dalamnya. Sebaliknya, jamu kunir asam bersifat abortivum, sehingga mungkin dapat menyebabkan keguguran bila dikonsumsi pada awal kehamilan.

Sehubungan dengan hal itu, seyogyanya wanita hamil minum jamu cabe puyang di awal kehamilan (antara 1-5 bulan) untuk menghindari risiko keguguran dan minum jamu kunir asam saat menjelang persalinan untuk mempermudah proses persalinan.

Lempuyang Emprit, Gajah, dan Wangi
Berdasarkan pustaka, tanaman lempuyang ada tiga jenis, yaitu lempuyang emprit (Zingiber amaricans L), lempuyang gajah (Zingiber zerumbert L.), dan lempuyang wangi (Zingiber aromaticum L.).

Lempuyang emprit dan lempuyang gajah berwarna kuning berasa pahit dan secara empiris digunakan untuk menambah nafsu makan. Sementara lempuyang wangi berwarna lebih putih (kuning pucat), rasa tidak pahit dan berbau lebih harum, sering digunakan sebagai komponen jamu pelangsing.

Kenyataannya, banyak penjual simplisia yang kurang memperhatikan hal tersebut, sehingga kalau ditanya jenisnya hanya mengatakan yang dijual lempuyang tanpa mengetahui apakah lempuyang wangi atau yang lain. Meski begitu, dari pengalaman, untuk gangguan radang tenggorokan seperti tersebut di atas, ketiga jenis lempuyang yang ada ternyata bermanfaat untuk mengatasinya.

Rimpang lempuyang (Zingiber aromaticum) yang antara lain mengandung senyawa zerumbon dan limonen, memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Berbagai penelitian, termasuk dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Riset Dan Teknologi, serta Balai-balai penelitian tanaman obat tradisional di bawah Departemen Kesehatan RI, membukukan banyak catatan tentang kegunaan lempuyang. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Kaki bengkak sehabis melahirkan
    Rimpang lempuyang dan cabe jawa dicuci bersih. Lumatkan, beri air, lalu peras dengan kain. Minum airnya.
  • Ambeien
    Lempuyang 3/4 jari dicuci bersih, lalu diparut. Tambahkan 2 sendok makan air matang, sedikit garam, lalu peras. Minum 2 kali sehari masing-masing 1 sendok makan.
  • Kolik karena kedinginan
    Satu rimpang lempuyang dicuci bersih, lalu dibakar. Tambahkan 1/2 jari kunyit, 3 rimpang temu kunci, sepotong kayu ules, 5 biji adas, 11 butir ketumbar, 11 butir merica bolong, 20 helai daun poko segar. Rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring. Minum 2 kali sehari, sesudah makan siang dan malam, masing-masing 1/2 gelas.
  • Menambah nafsu makan
    Tiga jari lempuyang dicuci bersih. Parut, lalu tambahkan 3 sendok teh air. Minum air parutan 3 kali sehari masing-masing 1 sendok teh sebelum makan.
  • Anemia
    A). Tiga jari lempuyang dicuci bersih, tetapi jangan dikupas. Parut, beri gula aren, rebus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal segelas. Dinginkan, minum sekaligus, ulangi beberapa kali. B). Dua jari lempuyang dicuci, memarkan, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Minum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
  • Gatal-gatal
    Seibu jari lempuyang dicuci bersih, lalu parut. Beri 1/2 gelas air, peras, biarkan mengendap. Ambil cairannya untuk diminum sekali sehari sampai sembuh.
  • Cacingan
    Lumatkan 2 jari rimpang lempuyang yang sudah dicuci dan 3 bawang merah kupas. Tambahkan 1/2 gelas air, peras. Minum 2 kali sehari masing-masing 2 sendok makan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar