TIDUR adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan berperan vital bagi kesehatan. Namun bila tidur sudah menjadi sesuatu yang dominan dalam aktivitas sehari-hari tentu harus diwaspadai. Tidur terlalu lama (oversleeping) bisa jadi pertanda hadirnya gangguan yang berhubungan dengan sejumlah penyakit baik fisik maupun mental.
Beberapa riset mencatat bahwa oversleeping berkaitan dengan problem kesehatan termasuk diabetes, penyakit jantung dan bahkan peningkatan risiko kematian. Namun begitu, para ahli menekankan dengan hati-hati bahwa ada dua faktor yang berkaitan erat dengan masalah oversleeping, yaitu depresi dan rendahnya status sosial ekonomi.
Kedua faktor itu mungkin pula menjadi alasan atau latar belakang timbulnya efek negatif terhadap kesehatan. Misalnya, masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah cenderung kesulitan memperoleh akses layanan kesehatan selain juga lebih sulit terdeteksi secara dini penyakitnya terutama yang berkaitan dengan oversleeping.
Bilamana Anda oversleeping?
Jumlah atau durasi tidur yang dibutuhkan setiap orang tentu berbeda secara signifikan dan bervariasi sepanjang masa hidup. Hal ini sangat tergantung dari usia dan tingkat aktivitas, kesehatan secara umum, dan gaya hidup (lifestyle).
Misalnya, ketika Anda menghadapi stres atau sakit, kebutuhan tidur mungkin akan terasa meningkat dari biasanya. Tetapi meskipun kebutuhan tidur berbeda pada setiap orang dan berubah dari waktu ke waktu, para ahli pada umumnya merekomendasikan bahwa orang dewasa membutuhkan tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam.
Pada mereka yang menderita hipersomnia, tidur yang berlebihan adalah suatu gangguan atau kelainan medis. Kondisi ini menyebabkan seseorang menderita akibat rasa kantuk yang berat atau berlebihan sepanjang hari, yang biasanya tidak dapat diatasi dengan tidur siang.
Hipersomnia juga menyebabkan mereka tertidur untuk jangka waktu yang lama pada malam hari. Kebanyakan penderita hipersomnia mengalami gejala-gejala seperti kecemasan, lemas tidak bertenaga,dan mengalami gangguan ingatan sebagai akibat dari dorongan yang hampir konstan untuk tidur.
Lain halnya dengan hipersomnia, ada pula gangguan yang justru menyebabkan seseorang menjadi kekurangan tidur. Gangguan ini disebut sleep apnea obstruktif atau kelainan yang menyebabkan seseorang berhenti bernafas untuk sesaat sehingga mereka sering terjaga dari tidurnya. Gangguan ini juga dapat meningkatkan kebutuhan orang untuk tidur karena siklus normal tidur penderita menjadi kacau atau tak beraturan.
Tentu saja, tak semua orang yang tidur berlebihan mengalami gangguan atau kelainan tidur. Penyebab lain yang mungkin dari oversleeping juga bisa berasal dari konsumi sejenis zat tertentu seperti alkohol dan sejumlah obat-obatan. Kondisi medis lainnya seperti depresi juga dapat menyebabkan seseorang menjadi kelebihan tidur. Selain itu, memang ada beberapa orang yang memang menikmati tidur dalam waktu cukup lama.
Jika Anda tidur setiap malam melebihi rata-rata tujuh atau delapan jam sehari, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan akan membantu Anda menemukan penyebab mengapa Anda tidur berlebihan. Jika oversleeping disebabkan penggunaan alkohol atau obat-obatan, keputusan untuk mengurangi atau meningggalkan konsumsi zat-zat ini mungkin dapat membantu. Hal sama juga berlaku, apabila oversleeping disebabkan kondisi atau gangguan penyakit, pengobatan yang tepat akan membantu Anda kembali ke siklus tidur yang normal.
Hal lain yang dapat dilakukan bila Anda merasa oversleeping adalah melatih kebiasaan tidur yang sehat antara tujuh hingga delapan jam setiap malam. Para ahli merekomendasikan untuk selalu menjaga dan mempertahankan jadwal waktu tidur dan bangun pagi setiap hari . Hidari pula penggunaan kafein dan alkohol sebelum waktu tidur. Berolahragalah secara teratur dan membuat tempat tidur selalu nyaman yang membuat tidur menjadi kondusif sehingga membantu Anda memenuhi kebutuhan tidur setiap hari.
Kondisi medis berkaitan dengan oversleeping
Diabetes. Riset di AS melibatkan ribuan partisipan menunjukkan adanya hubungan antara tidur dan risiko diabetes. Orang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam berisiko 50 persen lebih besar mengidap diabetes ketimbang mereka yang tidur tujuh jam setiap malam. Peningkatan risiko ini juga tampak pada mereka yang tidur kurang dari lima jam. Peneliti mengindikasikan oversleeping dapat menjadi kondisi yang meningkatkan risiko diabetes.
Obesitas. Tidur terlalu lama juga dapat membuat berat badan Anda berlebihan. Sebuah riset menunjukan mereka yang tidur selama sembilan hingga 10 jam setiap malam 21 persen berisiko lebih besar mengalami obesitas dalam kurun waktu enam tahun ketimbang mereka yang tidur selama tujuh hingga delapan jam.
Sakit kepala. Untuk mereka yang rentan sekit kepala, tidur lebih lama dari biasanya pada saat weekend atau liburan dapat menimbulkan rasa sakit pada kepala. Para ahli percaya bahwa oversleeping berpengaruh pada neurotransmitter tertentu dalam otak, termasuk serotonin. Orang yang tidur lama di siang hari dan mengacaukan pola tidur malamnya juga terbukti sering mengalami sakit kepala pada pagi hari.
Sakit punggung. Ada kalanya dokter menyarankan Anda untuk lebih rebahan di tempat tidur bila ada keluhan sakit punggung . Anda juga perlu membatasi program latihan ketika mengalami sakit punggung sehingga saran ini tentu membuat waktu tidur menjadi bertambah. Namun para dokter sekarang telah menyadari pentingnya mempertahankan level aktivitas bagi kesehatan. Mereka bahkan merekomendasi untuk menghindari tidur lebih lama dari biasanya jika memungkinkan.
Depresi. Meskipun insomnia lebih sering dikaitkan dengan depresi ketimbang oversleeping, sekitar 15 persen penderita depresi mengalami tidur yang berlebihan. Inilah yang diduga membuat depresi semakin buruk karena kebiasan tidur yang teratur sangat penting dalam proses pemulihan.
Penyakit jantung Riset Nurses' Health yang melibatkan 72.000 wanita menunjukkan wanita yang tidur 9 hingga 11 jam setiap malam 38 persen berisiko lebih besar mengalami penyakit jantung koroner ketimbang mereka yang tidur delapan jam. Penelitian ini tidak mengungkap alasan akan hubungan antara oversleeping dengan sakit jantung.
Kematian. Banyak riset mengungkapkan bahwa mereka yang tidur sembilan jam atau lebih di malam hari secara signifikan memiliki rata-rata kematian lebih tinggi ketimbang mereka yang tidur selama tujuh hingga delapan jam. Tidak ada alasan spesifik dari hubungan ini, namun peneliti menemukan bahwa depresi dan rendahnya status sosialekonomi berkaitan dengan tidur yang lebih lama. Mereka berspekulasi faktor-faktor ini berkaitan dengan peningkatan angka mortalitas pada orang yang tidur terlalu lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar