Dr Simplicia Fernasdes, Spa saat ditemui, Rabu (25/6), menjelaskan, dari kondisinya, para dokter tidak bisa melaksanakan operasi pemisahan. Alasannya, di RSU Johannes belum memiliki fasilitas khusus untuk perawatan bayi yang dioperasi. "Bila operasi pemisahan dilakukan dokter di sini harus dilengkapi dengan fasilitas khusus setelah operasi dilaksanakan," katanya. Ditanya apakah bayi ini akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap, Simplicia mengatakan, kemungkinan itu ada, namun harus dikoordinasikan lagi dengan pihak keluarga.
Simplicia menjelaskan, perut kedua bayi itu menyatu. Salah satu bayi terlahir lengkap dengan semua anggota tubuh seperti tangan, kaki, kepala, dan organ vital dalam tubuh. Bayi kembar siam (inkomplet) itu terlahir dengan berat dua kilogram, tanpa kepala, badan, dan tulang belakang. Bayi itu hanya memiliki satu tangan dan satu kaki yang tidak sempurna. Tepat di punggung kakinya terdapat satu kaki lainnya. Diperkirakan panjangnya 15 cm. Tidak ada organ vital dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, usus, dan lainnya.
Orangtua bayi itu, Yosef Bernadus P Elik dan Yeni Elik-Dethan, mengatakan, bayi ini dilahirkan, Kamis (19/6), dalam perjalanan dari tempat tinggalnya di Desa Bela, Pantai Baru, Rote. "Saat mendapat tanda-tanda kelahiran kami merencanakan proses kelahirannya dilakukan di rumah orangtua di Lekona. Namun, belum sampai di rumah, sudah duluan lahir," kata Yeni.
Ditanya kemungkinan bayinya akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap untuk dioperasi, mereka mengatakan pasrah. "Kami tidak punya apa-apa. Bayi ini anak pertama kami. Kami sangat mengharapkan bantuan pemerintah atau masyarakat agar bayi kami bisa dioperasi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar