Jumat, 04 April 2008

Wanita Lebih Rentan Mandul Dibanding Pria

Mandul! Adalah kata yang paling banyak ditakutkan setiap pasangan suami isteri. Karena bukankah salah satu tujuan berumah tangga adalah meneruskan garis keturunan.

Meski tak semua orang berpendapat sama, tapi secara umum begitulah faktanya. ‘Semoga cepat diberi momongan,’ begitu selalu yang didoakan tiap orang pada sepasang pengantin baru.

Banyak mitos dan fakta di seputar kemandulan. Ada yang mengatakan keputihan bisa mengakibatkan kemandulan, soal keturunan ‘anak jarang’ atau lainnya. Ada ratusan bahkan ribuan wanita yang tengah mengalami keputihan juga dilanda kecemasan soal infertilitas atau ketidaksuburan. Bahkan banyak pasangan yang tak habis pikir, mengapa mereka belum juga dikaruniai keturunan, padahal usaha optimal sudah dilakukan.

Dokter R. Muharam, SpOG dari Sub Bagian Imunoendokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI / RSCM, Jakarta, mengungkapkan secara garis besar kesuburan (fertilitas) seseorang dapat dinilai dari kecukupan jumlah dan kualitas sel-sel reproduksi, yaitu sel telur (ovum) pada wanita. Nah, produksi sel-sel tersebut dipengaruhi oleh faktor psikologi, hormonal dan keturunan (genetik).

“Kesuburan seorang wanita dapat terganggu bila ada gangguan-gangguan dari dalam maupun luar tubuh pun terganggu. Sebut saja kelainan anatomis bawaan (sejak lahir), penyakit infeksi, penggunaan obat-obatan tertentu, hingga penyakit keputihan yang terjadi pada wanita,” ungkap dr. Muharam. Sehingga kecemasan wanita yang jarang haid atau keputihan cukup beralasan karena ternyata keputihan memang bisa menyebabkan kemandulan atau infertilitas.

Wanita lebih rentan
--------------------------------------------------
Kemandulan dapat terjadi pada pria dan wanita. Berdasarkan hasil survey dari sebuah website wanita, terbukti bahwa gagalnya kehamilan pada pasangan yang sudah menikah selama 12 bulan, 40 % nya disebabkan oleh infertilitas pada pria, 40 % nya lagi karena infertilitas pada wanita dan 20 % lagi adalah kombinasi keduanya.

Meski baik pria dan wanita memiliki risiko sama, tetapi faktor yang menjadikan wanita mandul lebih banyak sehingga wanita lebih gampang mandul. Wanita sangat mudah infertil atau mandul, kata dr. Muharam. Hanya gara-gara infeksi ringan di organ reproduksi saja seorang wanita dapat menjadi mandul. Apalagi faktor yang menyebabkan mandul pada wanita sangat banyak dibanding pria, mulai infeksi bagian reproduksi hingga pengaruh lingkungan kerja.

Kendati faktor pencetus kemandulannya banyak, bukan berarti kemandulan pada wanita tak dapat dihindari dan diobati. Bahkan menurut dokter yang memiliki hobi berenang ini, pemulihan kesuburan pada kaum Hawa ini lebih mudah dibandingkan kaum Adam.


Pada akhir era 90-an, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia melakukan penelitian tentang infertilitas pada wanita yang mengikuti pendidikan di sekolah kepolisian wanita. Dalam penelitian tersebut terungkap, latihan fisik yang berat dan kurangnya waktu istirahat menyebabkan mereka kelelahan dan stres.

Kelelahan dan stres itulah yang mengakibatkan siklus haid para taruni polwan menjadi tidak teratur atau bahkan jarang mendapatkan haid. Terlebih lagi, para taruni kala haid mengalami sakit yang luar biasa. Haid yang tak teratur dan rasa sakit itu merupakan indikasi adanya kelainan dalam organ reproduksi mereka yang dapat berakibat kemandulan.

Tak hanya polwan atau atlet yang menjalani latihan fisik yang berat, kata dr. Enud, ibu rumah tangga maupun wanita karir dapat mengalami ketidaksuburan karena pola pekerjaan mereka yang berat tiap hari yang menimbulkan kelelahan fisik dan psikologis.

Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi otak dan berdampak pada terganggunya sistem hormonal kewanitaannya, seperti menyebabkan kelainan haid, kesulitan bersanggama, penekanan produksi sel telur, penyempitan saluran telur dan gangguan hormon.

Selain tekanan psikologis, kondisi udara ibukota yang tingkat polusinya tinggi dan gaya hidup yang banyak mengonsumsi junk food dapat mempengaruhi kadar hormon esterogen. Apalagi diakui dr.Enud, ada wanita yang nafsu makannya meningkat karena stres, sehingga meningkatkan kadar insulin dan koleterol dalam darah yang tentunya berpengaruh pada kesehatan organ reproduksi dan organ vital lainnya.

Infeksi organ reproduksi
----------------------------------------------
Infeksi organ reproduksi wanita mulai dari vagina hingga rahim juga menjadi sebab kemandulan pada wanita. Pun ketidaksuburan pada wanita juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan atau penyempitan leher rahim, rahim ketekuk ke belakang, penyakit radang panggul, polip, dan peradangan yang menahun, tumor otot rahim, polip, perlekatan rahim dan infeksi, mengakibatkan zygote tidak dapat membenamkan dirinya pada selaput lendir rahim.

Selain itu, dr. Muharan mengungkapkan, wanita yang telah melakukan abortus berulang pun dapat terjangkit infeksi atau bahkan rahimnya robek. Jika rahim robek terjadi pendarahan yang hebat dan tak hanya membuat wanita tidak subur, namun juga mengancam keselamatan jiwanya.

Selaput dara yang menebal sejak lahir membuat haid tidak pernah keluar dan menimbulkan rasa nyari yang luar bisa. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut dapat terjadi infeksi dan membuat kemandulan. “Terkadang beberapa wanita yang anatomi kewanitaannya cacat, seperti misalnya tak mempunyai lubang vagina, walaupun sebenarnya bentuk fisik luarnya sempurna. Sehingga tiap kali berhubungan intim dan suami ejakulasi, sperma tak pernah masuk ke rahim dan tak pernah terjadi pembuahan,” ungkap dr. Muharam.

Ditambahkan juga kemandulan bisa terjadi karena tertutupnya saluran telur karena perlekatan akibat radang usus buntu, TBC, infeksi karena keguguran, pernah dikuret ( terjadi luka ) yang membuat sel telur dan sperma tidak bisa bertemu. Kelainan organ reproduksi pun biasanya terjadi pada wanita yang bekerja di lingkungan yang banyak radiasi radio aktif, seperti operator rongent.

Upaya mengatasi ketidaksuburan
------------------------------------
Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi problem infertilitas, mulai dengan cara sederhana dengan mengatur pola hubungan seksual pada masa subur, hingga cara moderen seperti pembuahan secara inseminasi. Untuk mengatasi ketidaksuburan kaum wanita, menurut dr. Muharam dapat dengan pemberian obat-obatan hormonal maupun non-hormonal atau dengan pembedahan.

“Semua tergantung faktor penyebabnya. Oleh karena itu, pasien harus terbuka dengan dokter, mulai dari gaya hidup, riwayat penyakit yang diderita hingga hal-hal yang mengganggu psikisnya,” jelar dr. Muharam. Bagi mereka yang sudah ditemukan kerusakan atau kelainan yang menjadi penyebab kemandulannya akan diatasi dengan obat-obatan, yang mengandung hormon maupun tidak.

Jika kelainannya diperkirakan masih bisa diperbaiki, misalnya karena rahim yang bertekuk atau perlekatan di saluran telur atau rahim tersebut, maka akan dilakukan tindakan pembedahan. Dengan demikian fungsi alat reproduksi yang tadinya terganggu diharapkan dapat berfungsi lagi.

Namun jika kerusakannya tidak bisa diperbaiki lagi atau disembuhkan maka kepada mereka akan diajukan beberapa kemungkinan. Misalnya mengangkat anak, atau mengikuti program yang kini sudah dilakukan di Indonesia yakni, bayi tabung atau Tagit (tandur alih gamet intra tuba).

Sedangkan jika ketidaksuburan tersebut akibat beban psikologi, menurut dr. Muharam, pasien disarankan untuk mengatasinya dengan caranya sendiri. Jika dia tak sanggup mengatasinya, maka akan dirujuk ke psikolog atau psikiater.

Selain itu, kata dokter kelahiran Cimahi 38 tahun silam ini, ada wanita yang nafsu makannya meningkat karena stres sehingga obesitas, bahkan dibarengi penyakit kronis lainnya seperti jantung dan diabetes militus. Hal ini berpengaruh pada organ reproduksinya, sehingga wanita tersebut harus mengganti pola hidup, jika ingin terhindar dari masalah kemandulan ini. Dan yang tak kalah pentingnya adalah banyak olahraga, terutama aerobik. Pasalnya, aerobik dapat memacu mengembalikan siklus hormon kewanitaan menjadi normal.

Wanita yang sulit hamil maupun mengalami keguguran berulang disarankan menjalani pemeriksaan infeksi TORCH, yaitu infeksi multiorganisma parasit Toxoplasma gondii, virus rubella, sitomegalo, herpes simpleks dan bakteri klamidia, serta pemeriksaan kadar antikardiolipin antibodi (ACA) dalam darah. Infeksi TORCH bisa menyebabkan kematian janin maupun cacat bawaan pada bayi. Sementara kadar ACA yang tinggi menyulitkan perlekatan hasil pembuahan sel telur ke dinding rahim, serta mengganggu perkembangan janin sehingga terjadi keguguran.

Hindari pemakaian obat perangsang dan kontrasepsi
Selain akibat infeksi, psikologis dan faktor lingkungan, pemakaian kontrasepsi sering di tuding sebagai salah satu penyebab wanita tidak hamil. Padahal menurut dr. Muharam mitos itu tidak benar, wanita yang memakai kontrasepsi hanya untuk mencegah kehamilan. Kalau pun setelah lepas kontrasepsi susah hamil, umumnya disebabkan terjadi infeksi saat pemasangan atau pelepasan alat kontrasepsi tersebut.

Namun diakuinya, jika menunda kehamilan terlalu lama memang dapat membentuk zat antibodi anti-sperma yang menolak masuknya sperma ke rahim. Sehingga acapkali sperma masuk ke rahim akan ditolak dan tak terjadi pembuahan.

Oleh karena itu, wanita yang ingin hamil sebaiknya menghilangkan antibodi anti-sperma dengan terapi pengobatan. Jika tak dapat dihilangkan, baru disarankan melakukan inseminasi buatan atau bayi tabung.

Dokter Muharam juga menganjurkan bagi wanita baru menikah sebaiknya jangan menunda kehamilan. Kalau tetap ingin menunda kehamilan sebaiknya menggunakan kontrasepsi kondom, hormonal dan IUD. Selain itu, ia mengingatkan agar jangan sembarangan meminum obat-obatan peluntur kandungan dan obat perangsang.

Yang juga penting diketahui adalah efek dari obat peluntur kandungan dan obat perangsang yang bisa dibeli bebas yang terbuat dari bahan hormonal dan non hormonal kerap memicu kemandulan. Pasalnya, obat-obatan perangsang tersebut merangsang produksi androgen, sehingga hormon kewanitaannya menjadi kacau. Sedangkan obat peluntur kandungan dapat membuat rahim kering, bahkan menjadi bocor dan terjadi pendarahan hebat yang mengancam jiwa wanita tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar