SEJUMLAH fakta menarik tentang kehidupan seksual para wanita di Australia terungkap lewat hasil sebuah penelitian baru-baru ini.
Survei menunjukkan bahwa wanita di Negeri Kanguru itu mengalami penurunan frekuensi berhubungan intim, selain juga disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga. Yang lebih parah lagi, mereka sering terancam menjadi sasaran aksi kekerasan seksual.
Fakta-fakta tersebut merupakan hasil jajak pendapat yang dilakukan majalah The Australian Womens Weekly dengan melibatkan 15 ribu wanita. Survei yang diklaim merupakan terbesar ini mencoba memotret kehidupan para wanita di Australia pada akhir dekade tahun 2000-an.
¨Pembaca kami menyatakan bagaimana mereka hidup, bagaimana mereka mencintai, apa yang mereka pikirkan serta apa yang mereka inginkan,¨ ungkap pimpinan redaksi Deborah Thomas seperti dikutip Sidney Morning Herald, Rabu (26/3).
Menurut hasil survei, aktivitas seksual wanita Australia mengalami penurunan signifkan dibandingkan 30 tahun lalu. Hanya 47 persen wanita yang mengatakan mereka masih melakukan hubungan intim minimal seminggu sekali. Padahal pada awal 1980an, prosentasenya mencapai 57 persen.
Walaupun begitu, para wanita sekarang mungkin lebih jujur dalam hal menikmati hubungan seksual. Ada 32 persen wanita dalam survei yang mengatakan mereka berpura-pura saat orgasme. Angka ini menurun dari 37 persen pada 1980.
Meskipun tidak ada angka yang mendukung asumsi lain pada 1980 - bahwa wanita mungkin lebih rajin melakukan hubungan intim di usia lanjut, riset ini menunjukkan bahwa satu dari empat wanita berusia 65 tahun mengaku melakukan seks sedikitnya sekali dalam seminggu.
Menyoal ketidaksetiaan, sebanyak 15 persen wanita yang memiliki pasangan mengaku bersalah karena melakukan selingkuh, dan enam persen mengaku melakukannya lebih dari sekali. Tetapi ketika ditanya soal kemungkinan suami atau pacar mereka berselingkuh, satu dari empat wanita dlam survei menduga atau pun tahu bahwa mereka telah dicurangi pasangan mereka.
Pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan membuat pasangan rela bersama hingga mati memisahkan mereka. Tetapi dari survei terungkap ada 27 persen wanita yang menikah mengaku bahwa jika hidup bisa diulang, mereka tidak akan mau menikahi orang yang sama.
Hal ini pula yang mungkin dapat menjelaskan fakta bahwa 49 persen para wanita yang disurvei ini masih melakukan sebagian besar pekerjaan rumah tangga. Hanya 46 persen yang mengatakan bahwa pekerjaaan seperti memasak, membersihkan rumah dan berbelanja dibagi rata dengan suami. Sedangkan lima persen wanita mengatakan tidak pernah melakukan pekerjaan rumah sama sekali.
Hal yang memprihatinkan, kasus kekerasan dalam rumah tangga cenderung meningkat. Ditanya mengenai apakah mereka pernah dipaksa oleh suami atau pacar, 22 persen wanita mengaku pernah mengalaminya atau meningkat 9 persen baik ketimbang survei 1980. Total jumlah wanita yang mengaku pernah diperkosa juga naik angkanya dari 8 persen pada 1980-an menjadi 13 persen .
Kekerasan domestik rupanya masih menjadi persolan, dengan 18 persen mengaku pernah dilecehkan oleh pasanga , sedangkan 35 persen mengatakan mengalami kekerasan emosional saat menjalani hubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar