Akhir-akhir ini media massa banyak memberitakan hasil penelitian tim IPB yang berkesimpulan bahwa sekitar 23 persen susu formula mengandung bakteri enterobacter sakazakii. Bakteri tersebut berpotensi menyebabkan enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsis (infeksi peredaran darah) dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak). Hasil penelitian tersebut harus membuat kita waspada. Selain lebih selektif memilih produk susu bagi anak kita, kehati-hatian juga diperlukan dalam penyiapan dan pemberiannya. Berbeda dengan air susu ibu yang mengandung zat antibakteri, susu formula tidak bersifat bakteriostatis (menahan perkembangan dan reproduksi bakteri) sehingga mudah menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Tubuh bayi baru lahir– lebih-lebih yang terlahir prematur– sangat rentan terhadap bakteri tersebut.
Untuk mengurangi risiko kontaminasi susu formula, lakukanlah beberapa tips berikut:
- Gunakan air masak dari sumber yang baik. Bila menggunakan air minum dalam kemasan, sebaiknya direbus lagi supaya lebih aman. Hindari pemakaian air sumur yang belum teruji kandungan unsur kimiawi maupun jasad reniknya.
- Sterilkan botol susu sebelum dipakai. Rebus botol dan dotnya dalam air mendidih selama beberapa menit untuk mematikan bakteri dan kuman lainnya.
- Sebelum menyiapkan susu, cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat, lalu lap sampai kering dengan handuk/tisu bersih. Tangan Anda dapat menjadi sumber kontaminasi. (Ibu-ibu seringkali tanpa sadar setelah mengganti popok lalu menyiapkan susu formula tanpa mencuci tangan dengan baik!).
- Periksa kondisi kaleng susu. Bila tidak terjadi “letupan kecil” saat kaleng susu dibuka, mungkin ada kebocoran. Jangan berikan kepada bayi susu formula yang kemasannya telah rusak.
- Siapkan susu formula secukupnya. Susu yang sudah disiapkan harus segera diberikan kepada bayi. Jangan membiarkan susu formula dalam suhu ruangan terlalu lama. Susu formula yang berada di ruang terbuka lebih dari dua jam harus dibuang. Bila disimpan dalam kulkas, selalu cek kembali kondisinya sebelum diberikan kepada bayi dan harus dibuang setelah melewati 24 jam. Beberapa jenis bakteri dapat hidup dan berkembang biak dalam suhu rendah.
- Jangan menyimpan sisa susu yang sudah diberikan kepada bayi. Buang sisa susu yang tidak habis diminum bayi. Susu tersebut mungkin telah terkena bakteri dari liur dan mulut bayi.
- Bila dalam perjalanan, jangan menyimpan botol steril Anda di tempat yang sama dengan popok atau baju kotor. Simpan botol di tempat tersendiri yang terisolasi dengan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar