JANGAN bangga apabila tubuh Anda tambun. Percayalah, gendut bukan menjadi tanda kalau kita makmur. Bahkan jika mengalami obesitas atau kegemukan, Anda harus ekstrawaspada. Soalnya, kegemukan bisa memunculkan beragam penyakit.
Kabar teranyar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) bilang, kini obesitar malah sudah menjadi epidemik global di seluruh dunia.
Jumlah pemilik tubuh berukuran jumbo di banyak belahan negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Tak hanya di negaranegara maju, tapi juga di negara-negara berkembang yang tingkat kesejahteraan masyarakatn-ya belum tinggi, seperti Indonesia.
Dunia kedokteran mendefinisikan obesitas sebagai kelebihan berat badan disebabkan karena penimbunan lemak dalam tubuh. Dalam jangka waktu yang lama, penimbunan lemak bisa menjadi sarang penyakit.
Bahkan "Lemak yang berlebihan akan memudahkan seseorang terserang penyakit tiga hingga empat kali dibandingkan orang normal," ungkap Haryati, dokter dan ahli gizi dari Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Penyakit yang mengincar penderita obesitas adalah jantung lemah, hipertensi, diabetes melitus, penyempitan pembuluh darah, kolesterol, asma, hingga penyakit radang persendian atau osteoartritis.
Penyakit-penyakit tersebut timbul karena metabolisme tubuh yang tak berjalan normal. "Penumpukan Lemak mengganggu metabolisme tubuh," tambah Haryati. Lantaran organ tubuh tak berfungsi sebagaimana mestinya, banyak penyakit kemudian bersarang dalam tubuh.
Meski tubuh butuh lemak dalam jumlah tertentu, sejatinya lemak merupakan zat acing yang mestinya dibuang dari tubuh. Celakanya, lemak yang tak terbuang menjadi racun karena mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi inilah yang juga bisa menyebabkan penyakit kanker dan tumor. Ngeri, kan?
Menyebabkan kelainan jiwa
Bahkan, obesitas pada anak-anak dan remaja juga bisa memicu timbulnya kelainan sosial dan kejiwaan. Gems Ginanjar Wahyu, dokter dari Klinik Aqma Purwakarta, Jawa Barat bilang, kegemukan yang terjadi pada anak-anak dan remaja rentan menyebabkan anak menjadi minder dan asing dalam lingkungannya.
Anak-anak ini akan merasa kurang percaya diri dalam bergaul. Akibatnya, si anak akan menjadi terasing dan tak punya teman. Celakanya, jika proses berlanjut dan menjadikan anak menutup dirinya akan membahayakan kejiwaan mereka. Bila tidak segera mendapatkan perhatian, penderita obesitas seperti ini akan segera mengalami depresi.
Jika tingkat depresinya ringan masih bisa ditangani. "Namun, bila depresi itu sudah masuk ke tingkat lebih tinggi bisa memicu bunuh diri," kata Genis. Kecenderungan negatif itu didorong oleh tingkat kepercayaan dirinya yang kurang dan kesulitan dalam pergaulan.
Kendati demikian, kegemukan sejatinya masih bisa ditanggulangi. Caranya sebenarnya sederhana,yakni mengatur pola makan yang sehat, diet, serta meningkatkan aktivitas.
Meski sederhana, jangan coba-coba melakukan sendiri. Anda paling tidak harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Ini penting untuk menentukan diet dan aktivitas fisik yang sesuai dan aman bagi penderita obesitas.
"Diet yang terlalu ketat justru bisa menimbulkan kekurangan nutrisi," terang Genis. Mengusir lemak juga butuh kesabaran tinggi. "Tak mungkin berat badan bisa berkurang dalam waktu singkat," ajar Genis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar